Malang, Gpriority.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Malang, Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta para Psikolog Kota Malang menginisiasi Trauma Support Mobility sebagai bentuk kegiatan pemulihan trauma (trauma healing) bagi para korban tragedi stadion Kanjuruhan. Kegiatan tersebut diharapkan mampu membantu untuk menemani, mendampingi, serta mendengarkan uraian permasalahan yang sedang dialami oleh penyintas.
Dalam satu kesempatan Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan, seluruh korban tragedi stadion Kanjuruhan termasuk keluarga dan rekannya butuh pendampingan tidak hanya dari aspek kesehatan saja. Tapi juga pendampingan secara psikologis mengingat peristiwa itu menyisakan trauma bagi korban dan keluarganya. Menurutnya warga yang hadir di stadion pun bisa mendapat pendampingan psikologis meski secara fisik tak mengalami suatu luka apapun. “Ada teman dari korban luka yang ternyata juga perlu trauma healing. Itu semua harus diperhatikan,” ujarnya.
DP3A Kota Malang pun bergerak cepat dengan menggandeng Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta para Psikolog Kota Malang menginisiasi Trauma Support Mobility. Trauma Support Mobility dalam aktivitasnya menyasar korban terdampak tragedi Kanjuruhan. Bahkan rencananya, Trauma Support Mobility akan melakukan upaya jemput bola dengan mendatangi langsung, dan memberikan penyuluhan serta pengobatan psikis kepada para korban yang terkena dampak dari tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa hingga 132 orang dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Terkait itu, kendaraan operasional akan melengkapi tim Trauma Support Mobility. Dengan kendaraan itu tim akan mudah melakukan upaya jemput bola ke para korban.
Selain upaya jemput bola atau home visit, tim Trauma Support Mobility juga membuka hotline untuk para penyintas. Tim juga menyediakan Posko Pelayanan UMM bagi para penyintas, tepatnya di Aula Masjid Ar-Fachrudin Lantai 2. Sebagai informasi, kegiatan trauma support mobility juga diisi oleh tim dari save the children, HIMPSI Malang, MDMC, Maharesigana, Universitas Merdeka, UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Brawijaya, dan sederet lainnya. Pelaksanaan ini juga berkolaborasi bersama dengan tim Aremania Kampus Putih untuk terus memperbaharui pendataan jumlah korban yang masuk.
Kepala DP3A Kota Malang, Arbani Wibowo menerangkan , awalnya Trauma Support Mobility menyasar kepada semua anak dan perempuan yang ikut jadi supporter. Akan tetapi karena banyaknya masukan juga akan dilakukan pada anak yang orangtuanya meninggal sekaligus anak yang menjadi korban fisik. Untuk pendataan siapa saja korban terdampak tragedi Kanjuruhan, Tim akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Malang dan berdasarkan data penjualan tiket penonton. (PS/dbs)