Banda Aceh, Gpriority.com – Universitas Syiah Kuala melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan kegiatan Sosialisasi Program Matching Fund dan Kedaireka. Salah satu program yang merupakan inisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan yang diikuti oleh para dosen atau peneliti dalam lingkungan USK, dibuka langsung oleh Wakil Rektor IV Prof. Dr Hizir di Balai Senat USK. Kegiatan itu juga menghadirkan Dua orang narasumber, yakni Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani dan Willy Sakareza dari Tim Kerja Akselerasi Rekacipta Ditjen Diktiristek.
Sementara, tema yang diangkat pada kegiatan tersebut adalah, “Akselerasi Kolaborasi antara Inventor dan Mitra melalui Program Matching Fund dan Kedaireka untuk Mewujudkan Hilirisasi Karya Rekacipta Universitas Syiah Kuala”.
Dalam sambutannya, Hizir mengatakan jika kegiatan sosialisasi ini sangat penting untuk memberi pemahaman kepada dosen atau peneliti USK terhadap program Matching Fund tersebut. Ia berharap, melalui kegiatan ini diharapkan ada banyak dosen USK yang lolos nantinya dalam mendapatkan dana penelitian melalui program ini.
Ia menilai, program Matching Fund ini sangat menarik karena berpotensi untuk mempertemukan inventor dengan dunia usaha atau pelaku industri. Untuk itulah, menurutnya USK sangat potensial untuk meloloskan banyak penelitinya sebab USK memiliki banyak ahli dengan berbagai disiplin ilmu.
Selain itu, selama ini riset USK juga sudah berkembang dengan sangat baik.Saat ini USK memiliki dua pusat riset dengan status Pusat Unggulan Iptek (PUI), yaitu Pusat Riset Kebencanaan atau Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), dan Atsiri Research Center (ARC).
“Kita berharap, program ini menjadi wadah bagi peneliti USK untuk berkolaborasi dengan profesional, industri atau dunia kerja. Nantinya, bisa melahirkan program unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Hizir ketika membuka kegiatan, Kamis, 10/3/2022.
Untuk diketahui Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kemendikbud, untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.
Dengan alokasi dana sebesar total Rp950 miliar, Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka.
Dukungan Matching Fund ini diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian delapan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud, yaitu lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus.
Lalu hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional, program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif dan program studi berstandar internasional.(Zul.Foto.istimewa)