Jakarta, Gpriority.com – Kepemimpinan Indonesia di dunia Internasional sudah tak diragukan lagi, meski begitu perlu upaya agar Indonesia memiliki pengaruh yang lebih. Apalagi di tengah krisis ekonomi akibat konflik Rusia dan Ukraina serta pandemi Covid-19. Indonesia pun dituntut lebih memainkan perannya di kawasan dan sebagai pemimpin G20.
Dalam Dialog Publik Penyusunan Rancangan Awal RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029, Pembangunan Bidang Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/ Bappenas Sesi 2 dengan tema Penguatan Pengaruh Kepemimpinan Indonesia di Dunia Internasional, Yayan Ganda H.Mulyana, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri mengatakan lingkungan kepemimpinan Indonesia saat ini cenderung semakin kompleks. Adanya Pandemi Covid-19, isu perubahan iklim hingga krisis energi, pangan, keuangan, kemanusiaan, multilateralisme dan tatanan global imbas perang Rusia-Ukraina adalah masalah yang menguji kepemimpinan Indonesia.
Persoalan tersebut menurutnya akan menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia dan negara-negara dunia. “23 tahun mendatang, isu yang menjadi perkerjaan rumah Indonesia dan negara-negara lain apakah pandemi Covid-19 akan berakhir dan variannya tetap bersama kita atau apakah aka nada pandemi baru? Bagaimana pula keberlangsungan dan akibat konflik Rusia-Ukraina? Bagaimana pula dengan krisis pangan dan energy serta tantangan ditengah bertambahnya populasi dunia?” ujar Yayan. Karena itu harus dipetakan dari saat ini dan bagaimana kebijakan kedepan harus diambil.
Yayan percaya dengan kepemimpinan Indonesia selama ini baik di kawasan dan dunia Internasional proses itu dapat dilewati dengan baik. Misalnya sukses Indonesia memimpin ASEAN dan G20 yang dikatakannya banyak tekanan namun Indonesia mampu ‘men-delivery’ tugasnya dengan baik. Apalagi selama ini Indonesia juga sukses menjalankan peran pemimpin di Gerakan Non Blok (1992-1995), APEC (1994, 2013) serta Dewan Keamanan PBB (1974-1975, 1995-1996, 2007-2008, 2019-2020). Pengaruh Diplomatik Indonesia dalam kawasan Asia Pasifik pun menurut survei Lowy Institute Asia Power Index 2021 berada di posisi 8 dengan skor 54,0 dari 15 negara. Posisi itu naik dua peringkat dari survei sebelumnya.
Senada dengan Yayan, Jaleswari Pramodhawardhani, Deputi V Kepala Staf Kepresidenan mengungkapkan situasi geopolitik global saat ini dan kedepan adalah inflasi global yang memburuk akibat konflik Rusia-Ukraina. Meski begitu ia percaya Indonesia mampu membuktikan kepemimpinannya dan memberikan pengaruh dalam tataran global seraya merujuk survei Asia Power Index 2021 dari Lowy Institute yang menunjukan perbaikan peringkat Indonesia. Menurutnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang terus stabil dari segi ekonomi dan politik di tengah ketidakpastian global dipercaya akan membawa Indonesia menjadi negara mandiri dan berpengaruh di Asia Pasifik pada tahun 2045. Jaleswari menjelaskan jika pemilu 2024 berjalan dengan baik maka kualitas demokrasi akan matang. “Dengan begitu Indonesia termasuk kelompok negara dunia dengan demokrasi sistematis,” sebutnya.
Sementara itu Broto Wardoyo, Pakar Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia tak menampik akan kepemimpinan Indonesia di kawasan dan kancah global. Broto mengingatkan agar kepemimpinan itu harus berdampak terhadap pengaruh Indonesia di dunia Internasional. Termasuk meningkatkan hal lainnya terkait strategi kepemimpinan Indonesia untuk meningkatkan pengaruh di dunia internasional. Indonesia juga harus mampu mengelola situasi geopolitik di kawasan di tengah rivalitas kekuatan besar dengan mengoptimalkan inisiatif ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Dialog Publik Penyusunan Rancangan Awal RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029, Pembangunan Bidang Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional 2 dengan tema Penguatan Pengaruh Kepemimpinan Indonesia di Dunia Internasional ini sendiri di moderatori oleh Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Kementerian PPN/ Bappenas, Wisnu Utomo (PS).