Jakarta, GPriority.com – Menjelang 1 Muharram 1443 Hijriah, setiap daerah di Indonesia mempunyai cara unik dalam merayakan Tahun Baru Islam itu. Misalnya di Provinsi Kalimantan Utara. Daerah yang didominasi umat Islam itu memiliki beragam tradisi unik menyambut Tahun Baru Islam yang masih rutin digelar tiap tahunnya.
Diantara tradisi ada yang sudah diperingati sejak zaman kerajaan. Beberapa tradisi masyarakat Kalimantan Utara menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram antara lain berlayar di sungai sambil membaca Surah Yasin, pawai budaya, hingga mandi di laut.
1.Membaca Surah Yasin dan Berdoa Mengelilingi Sungai Kayan.
Tradisi ini diklaim telah dilaksanakan masyarakat setempat secara turun temurun sejak zaman kerajaan. Pelaksanaan tradisi ini bertujuan agar seluruh kabupaten di Kalimantan Utara dijauhkan dari malapetaka atau dikenal sebagai tradisi tolak bala. Oleh karena itu, tradisi ini wajib digelar pada setiap momen Tahun Baru Islam.
Pelaksanaan tradisi ini dilakukan setidaknya oleh 27 orang yang dibagi ke dalam dua perahu. Mereka akan melintasi Sungai Kayan dari Hulu ke Hilir. Dimulai dengan mengumandangkan adzan yang akan terdengar pada setiap titik hulu, lalu dilanjutkan membaca Surah Yasin. Di akhir perjalanan, adzan akan kembali berkumandang yang dilanjutkan dengan membaca doa tolak bala dan penutup.
2. Pawai Budaya
Selain tradisi membaca Surah Yasin dan berdoa mengelilingi Sungai Kayan, masyarakat Kabupaten Bulungan tepatnya di Kecamatan Tanjung Selor peringatan 1 Muharram dirayakan dengan menggelar pawai berkeliling jalanan Tanjung Selor. Pawai biasanya dilaksanakan sejak pagi hari sedangkan malam hari dilakukan pawai obor.
Masyarakat yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa, lembaga instansi, dan masyarakat umum ini akan berjalan melintasi jalan-jalan di Tanjung Selor sambil mengenakan busana muslim. Setiap barisan biasanya juga membawa ciri khas masing-masing, seperti musik rebana, kendaraan hias, umbul-umbul, serta bendera dan poster tentang Islam.
3. Mandi di Laut
Sebagai salah satu kota di Provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan dengan laut, masyarakat Jembatan Besi, Kota Tarakan biasanya melakukan ritual mandi di laut menjelang perayaan Tahun Baru Islam. Pelaksanaannya dimulai dari pukul 06.30 hingga pukul 09.00 WITA dan boleh diikuti siapa saja, meskipun biasanya didominasi anak-anak dan remaja.
Tradisi mandi di laut ini dimaksudkan sebagai penolak bala sekaligus untuk membersihkan diri dengan harapan bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Selain itu, ritual ini juga bentuk ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas limpahan rezeki. Meski disebut tradisi, namun tidak ada ritual atau bacaan khusus dalam melakukannya. (Vn)