Sinopsis Novel “HUJAN” Karya Tere Liye: Kisah Asmara di Masa Depan yang Digemari Banyak Orang

Jakarta, GPriority.com – Darwis atau dikenal dengan nama pena sebagai Tere Liye adalah seorang penulis terkenal Indonesia asal Sumatera Selatan yang lahir pada 21 Mei 1979.

Karya-karya Tere Liye selalu mendapat perhatian para pencinta buku, salah satunya adalah karyanya yang berjudul “HUJAN”.

Novel “HUJAN” memiliki genre Sci-Fi (Science Fiction) yang terbit pada tahun 2016 dan sukses menjadi best seller. Penulisan novel ini ditulis dalam bahasa yang ringan sehingga para pembaca dapat dengan mudah memahami sampai terbawa suasana.

Memiliki tebal 320 halaman dan menggunakan latar waktu 2042 – 2050, cerita ini menggambarkan kehidupan masa depan dimana peran manusia sudah tergantikan oleh berbagai teknologi canggih.

Novel ini menceritakan tentang perjuangan hidup tokoh utama wanita bernama Lail dan tokoh utama pria bernama Esok yang menjadi korban selamat peristiwa dahsyatnya gunung meletus. Sepanjang alur cerita, Lail dan Esok akan dihadapi dengan berbagai kejadian yang berkaitan dengan rasa kehilangan, perpisahan, persahabatan, cinta, dan melupakan.

Pembaca akan dituntun untuk berimajinasi dengan alur campuran dalam cerita, dimana satu sisi akan menceritakan kehidupan Lail dan Esok di tahun pemulihan setelah bencana dan kemudian flashback di tahun tersulit yaitu ketika bencana gunung meletus.

Sinopsis

Lail merupakan tokoh utama wanita yang berusia 13 tahun pada 2042. Di tahun tersebutlah tepatnya 21 Mei peristiwa letusan Gunung Api Purba terjadi. Dikatakan bahwa bencana tersebut melebihi kekuatan letusan Gunung Api Tambora dan Gunung Krakatau. Akibat peristiwa tersebut, kehidupan di Bumi seketika hancur dan hanya menyisakan sekitar 10% manusia di Bumi. Kedua orang tua Lail pun tidak dapat diselamatkan pada peristiwa tersebut.

Saat bencana itu terjadi, Lail diselamatkan oleh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. Ia adalah Esok. Di sinilah kisah perjalanan Lail dan Esok dimulai melalui pertemuan yang sangat tidak diduga tersebut.

Lail dan Esok harus tinggal di pengungsian selama satu tahun. Waktu selama itu digunakan mereka untuk bangkit perlahan dari kesulitan yang dialami. Banyak masyarakat yang mengetahui Lail dan Esok, karena mereka selalu melakukan aktivitas bersama salah satunya seperti membantu petugas pengungsian.

Hingga akhirnya, pemerintah memberikan pengumuman akan menutup pengungsian. Hal ini menjadi alasan Lail dan Esok harus berpisah. Nasib Lail dilanjutkan dengan pilihannya untuk menetap di panti asuhan, sedangkan Esok diadopsi oleh salah satu keluarga paling berpengaruh di kota yaitu keluarga Wali Kota.

Selama di panti asuhan, Lail memiliki teman sekamar yang nantinya akan menjadi sahabatnya yaitu Maryam. Lail dan Maryam memilih hidup sebagai relawan untuk menyibukkan diri. Rasa rindu Lail pada Esok sering kali muncul, oleh karena itu mereka mengatur jadwal pertemuan rutin setidaknya satu bulan sekali.

Seiring berjalannya waktu, Lail dan Esok memiliki kesibukan masing-masing sehingga frekuensi pertemuan mereka semakin jarang. Kesibukkan Lail sebagai relawan dan Esok yang disibukan dengan projek besar pemindahan penduduk ke luar angkasa untuk menghindari bencana alam di Bumi.

Esok merupakan sosok laki-laki jenius yang memiliki segudang bakat dibidang sains dan ilmu pengetahuan. Bakatnya tersebut dikembangkan hingga membuatnya menjadi peneliti yang memegang peran penting disetiap perkembangan teknologi di kota.

Kapal luar angkasa yang dikerjakan oleh Esok hanya akan membawa sepuluh ribu penduduk bumi. Artinya hanya sepuluh ribu tiket saja yang akan diberikan kepada penduduk secara acak.

Singkat cerita, saat jadwal pemindahan penduduk bumi hampir tiba, tiap orang hanya memiliki satu tiket namun Esok memiliki dua tiket. Ini merupakan bentuk tanda jasa kontribusi Esok dalam pembuatan kapal luar angkasa.

Esok sendiri akan menggunakan satu tiket untuk dirinya dan satunya belum diketahui akan diberikan oleh siapa. Namun Wali Kota yang merupakan ayah angkat Esok menduga bahwa salah satu tiketnya akan diberikan kepada Lail. Untuk itu Wali Kota memohon dengan sangat kepada Lail untuk memberikan tiket tersebut kepada anak kandungnya yang bernama Caludia.

Perasaan bingung, resah, cemburu Lail bertumpuk menjadi satu. Lail membutuhkan kepastian dari Esok secepatnya, namun hingga satu hari pengumuman pemerintah Lail tidak kunjung mendapat kabar dari Esok.

Kesalahpahaman Lail berujung pada pemikirannya untuk menghapus semua kenangan yang ia miliki bersama Esok selama ini. Lail tidak mengetahui alasan mengapa Esok tidak memberikan kepastian padanya, padahal sebenarnya Esok sedang melakukan pemindahan data tentang dirinya sampai tidak sempat memberi kabar.

Sampailah Lail pada ruang operasi modifikasi ingatan untuk menghapus semua kenangan yang ia inginkan. Akankah Lail sanggup menghapus semua kenangan bersama Esok? Bagaimana keputusan Esok tentang hubungannya dengan Lail?

Baca keseluruhan cerita di novel “HUJAN” karya Tere Liye. (Gs)

#sinopsis #novel #hujan #tereliye