Jakarta,GPriority.com – Sebagai salah satu kota Kepulauan di Indonesia, Ternate nyatanya memiliki pesona wisata yang sangat memukau. Selain keindahan alamnya, Ternate juga memiliki banyak bangunan unik yang memiliki nilai sejarah dan nilai sentimental bagi sebagian warganya.
Bangunan yang berbentuk benteng-benteng terbentang luas di Ternate, Maluku Utara. Benteng-benteng ini bukan sekadar konstruksi beton, melainkan bangunan bersejarah peninggalan zaman penjajahan. Bahkan, ada benteng yang telah berdiri hingga ratusan tahun, simbol saksi bisu perjuangan rakyat Maluku dalam mengusir penjajah.
Salah satu benteng yang masih kokoh hingga saat ini adalah Fort Tolukko atau Benteng Tolukko. Benteng Tolukko merupakan benteng pertama yang dibangun pada awal kedatangan bangsa Portugis. Benteng yang berdiri di atas ketinggian 10 mdpl ini dibangun pada tahun 1500an atas perintah Panglima Portugis, Francisco Serrao.
Selain Bangsa Portugis, benteng Tolukko pernah juga digunakan dalam masa Kesultanan Ternate, zaman penjajahan Belanda, Inggris, hingga Spanyol. Menurut catatan sejarah Belanda, pada tahun 1610 benteng tersebut diperbaiki oleh Pieter Both dan berubah nama menjadi Benteng Holandia.
Pada tahun 1612, terdapat 15 hingga 20 tentara yang berjaga di dalam benteng ini dengan dilengkapi sejumlah persenjataan dan amunisi. Kemudian pada tahun 1627, di bawah pemerintahan Gubernur Jacques le Febre dibangun dua menara kecil.
Pada tahun 1661, Dewan Pemerintahan Belanda mengizinkan Sultan Mandarsyah dari Ternate untuk tinggal di dalam benteng ini bersama pasukannya. Benteng Tolukko kala itu jadi tempat persekutuan pasukan Ternate dan VOC untuk melawan pasukan Kaicil Nuku (Sultan Tidore).
Akibat pertempuran dan pengepungan yang berkepanjangan oleh pasukan Nuku, penduduk Kota Ternate banyak yang menjadi korban. Dan pada tahun 1864, pimpinan Residen P. Van der Crab memerintahkan pasukannya untuk mengosongkan bangunan tersebut karena sudah tidak layak. (Hn.Cagar Budaya Kemdikbud)