Reuni Teman Sekolah Setelah Berumah Tangga, Perlu Kah?

Jakarta,GPriority.com – Seiring bertambahnya usia orang akan semakin suka mengenang peristiwa-peristiwa di masa sekolah, apalagi bagi yang sudah berumah tangga. Masa sekolah menghadirkan kisah-kisah unik, senang dan sedih dengan sahabat, guru, hingga dengan kekasih di masa lalu.

Karenanya, reuni sekolah terkadang menjadi salah satu acara yang paling dinanti. Reuni bukan hanya mampu mengembalikan memori di masa sekolah, namun juga berfungsi sebagai penghilang stres bahkan bisa menjadi salah satu momen yang mampu membuka peluang karir lebih besar.

Meski begitu, tidak sedikit cerita reuni sekolah yang justru menghadirkan konflik dalam rumah tangga, lantaran jadi ajang ‘CLBK’ (Cinta Lama Bersemi Kembali) antara pasangan dengan pacarnya di sekolah dulu. Lalu, apakah reuni sekolah sebenarnya masih perlu?

Menurut psikolog Kasandra Putranto dari Kasandra Associate, Jakarta, momen nostalgia menjadi penting, terutama di usia matang. Di fase ini, seseorang biasanya telah mencapai peak performance. Ada kalanya seseorang merasa lelah dengan segala kesibukan menjalankan peran sehari-hari. Oleh karenanya, waktu untuk break sejenak dibutuhkan dan mengisinya dengan sesuatu yang menyenangkan, seperti menghadiri reuni.

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kumpul-kumpul bersama sahabat dalam suasana menyenangkan dapat membuat umur seseorang lebih panjang atau kemungkinan meninggal lebih cepatnya berkurang 50 persen. Orang-orang yang memiliki kehidupan sosial seperti ini rata-rata hidupnya bertambah hingga 3,7 tahun.

Penelitian di Brigham Young University dan University of North Carolina (UCLA), Amerika Serikat juga mengungkapkan bahwa teman dan keluarga yang selalu mendukung dapat membuat seseorang lebih terasa mudah dalam menghadapi masalah sehingga kebahagiaan selalu tercipta dan membantu seseorang mengurangi beban masalahnya.

Bahkan, seorang professor medis Teresa Ellen juga menjelaskan, dukungan dan hubungan sosial seseorang mampu membuat tekanan darah, gula darah, metabolisme, dan stress hormonnya lebih stabil.

Sedangkan Sjarkowie menjelaskan, bagi beberapa orang yang menggeluti dunia bisnis, ajang reuni menjadi hal yang sangat bermanfaat karena disitu ia bisa memperkenalkan dan mengajak teman-temannya bergabung atau menikmati hasil bisnis yang ia geluti.

Tidak jauh berbeda dari hasil penelitian di atas, reuni menurut ahli Etnografi, memiliki sisi positif untuk kesehatan dan keharmonisan hubungan pertemanan. Reuni menjadi ajang bersosialisasi guna merekatkan kembali tali persahabatan. Salah satu tujuan reuni adalah untuk memperbarui citra diri seseorang.

Reuni mampu mengembalikan peranan seseorang yang mungkin sudah hilang. Misalnya, saat sekolah dulu seseorang adalah murid yang cukup terkenal dan merupakan bintang sekolah, tetapi 20 tahun kemudian tidak seperti dulu lagi. Hal itu terkadang juga bisa membuat orang ragu-ragu untuk datang ke acara reuni. Namun, dengan adanya reuni seseorang bisa kembali bersemangat karena akan memiliki peranan seperti dulu lagi.

Berdasarkan hasil yang diungkapkan oleh sejumlah penelitian di atas, menunjukkan jika reuni sekolah itu memang penting, diantaranya adalah untuk menyambung tali silaturahmi dan memperkuat persahabatan, memberi dukungan emosional, mengembalikan kepercayaan diri, membangun relasi dan memperluas networking, serta yang terpenting, reuni juga mampu mengajarkan seseorang untuk berpikir logis.

Terkait dengan kisah CLBK dan berakhir dengan perselingkuhan yang kerap terjadi setelah euforia pesta reuni. Di sinilah seseorang harus belajar menggunakan akal sehatnya untuk tetap berkomitmen dengan rumah tangga yang telah dibangun.

Penting atau tidaknya acara reuni bergantung dari bagaimana seseorang menyikapinya. Reuni bisa menjadi suatu acara yang positif jika seseorang mampu memanfaatkan momen pertemuan ini dengan cara dan tujuan yang baik. (Vn.Foto.Noz)