Jakarta, GPriority.com– Gebyar Wisata Nusantara Expo (GWN Expo) 2022 yang berlangsung di JCC Senayan, mulai tanggal 1 – 3Juli 2022 merupakan pameran terbesar objek wisata alam dan bahari dalam negeri seluruh Indonesia.
Pada pameran tersebut, Toto, pelaku pariwisata Bangka Belitung mewakili provinsinya menampilkan beragam produk andalan hasil UMKM lokal sebagai salah satu daya tarik pariwisata Bangka Belitung.
Selain tujuan pariwisata, pengenalan produk UMKM Bangka Belitung dalam GWN Expo bertujuan melestarikan adat lokal. Sebab, sejumlah produk seperti madu, teh, jamur, akar-akaran, arak, kopi, dan beras diperoleh dari tanah masyarakat adat Bangka Belitung.
Toto menjelaskan bahwa produk seperti madu dan jamur dihasilkan oleh kayu pelawan. “Ini kayu suci kalau zaman dahulu.” Kata Toto saat menunjukkan kayu pelawan kepada wartawan GPriority.
Kayu pelawan berasal dari pohon pelawan yang tumbuh di Gunung Pelawan. Gunung Pelawan sendiri merupakan gunung adat yang rata-rata tanahnya ditumbuhi pohon pelawan.
Pada bunga kayu pelawan yang dihinggapi tawon untuk diambil sarinya, maka nantinya madu yang dihasilkan akan tergolong madu hutan dengan cita rasa pahit. Selain bunga, daun pelawan juga bisa dijadikan minuman teh.
Sementara, pada tunggul kayu pelawan yang ditumbuhi jamur berwarna kuning, mengandung anti oksidan yang sangat tinggi. Harganya pun mahal di pasaran, yakni sekitar 2 juta rupiah per kilogram.
“Jamurnya warna kuning harganya 2 juta per kilo. Truffelnya Indonesia itu.” Kata Toto.
Toto juga menjelaskan bahwa baik, madu, jamur, dan teh pelawan menjadi salah satu obat leukemia yang telah terbukti khasiatnya.
Selain kayu pelawan, Toto juga memperkenalkan produk akar kayu pasak bumi yang diambil langsung dari masyarakat adat Mapur, Suku Lom. Akar pasak bumi utamanya dikonsumsi karena mampu meningkatkan vitalitas pria.
Kayu pasak bumi mengandung berbagai senyawa antioksidan, antiradang, dan antibakteri yang berfungsi untuk menambah gairah seksual, meningkatkan massa otot, mengurangi stres, meredakan gula darah, dan masih banyak khasiat lainnya.
“Kita kan mau pelestarian budaya, tapi kalau pelestarian budaya tidak ada impactnya untuk mereka, siapa yang mau? Makanya kita pariwisata.” Ungkap Toto saat menjelaskan produk UMKM masyarakat adat Bangka Belitung.
Pada kesempatan tersebut, Toto juga menunjukkan arak Bangka Belitung bernama Tajok. Tajok merupakan minuman keras asli yang direndam dari 21 jenis daun, akar, dan kayu, dalam waktu minimal 2 minggu.
“Kalau tahu amsyiong (luka dalam). (Misalnya )jatuh dari motor, (kita) nggak apa-apa, tapi kita kan nggak tahu dalamnya seperti apa. Minum ini (tajok) 2 sendok.” Ungkap Toto menjelaskan khasiat Tajok untuk pengobatan luka dalam. (Efeknya) sedikit mabuk kalau minumnya sedikit, kalau banyak mabuk beneran.” Sambungnya.
Kandungan alkohol dalam Tajok sangat tinggi, yakni mencapai 42% dan jika direndam kandungan alkoholnya bisa meningkat menjadi 50%.
“Lebih banyak ke pengobatan. Nggak akan bisa kalau untuk minum-minum. Minum 2 sendok sudah kliengan (pusing).” Kata Toto.
Selain itu, Toto juga membawa kopi kampung. Kopi kampung adalah kopi biasa yang diambil dari biji pohon kopi yang tumbuh di dekat Sungai Liat. Kopinya berjenis arabika dengan aroma yang tidak kalah harus dari kopi-kopi yang tumbuh di tanah vulkanik.
“Kopi itu semua orang bilang yang terbaik.”
Untuk beras, Bangka Belitung memiliki berasnya sendiri yang disebut beras aruk, yakni beras yang berbahan dasar singkong berbentuk granular. Proses pengeringannya tidak dijemur melainkan disangrai, sehingga tidak memiliki bau. Beras aruk sangat baik dikonsumsi untuk diet.
Terakhir, Toto menunjukkan produk teh dari dataran rendah atau low land tea. Teh dataran rendah memiliki cita rasa yang kurang enak dibandngkan teh dataran tinggi, namun low land tea bermanfaat untuk penyakit darah tinggi, asam urat, dan kolesterol.
“Rasanya nggak enak. Obat memang rasanya nggak ada yang enak,”jelasnya.
Produk UMKM yang diperkenalkan Toto pada pameran GWN Expo 2022 merupakan produk baru. Biasanya masyarakat adat hanya membuatnya satu tahun sekali.
“Orangnya juga baru ketemu 20 Juni tahun kemarin. Mereka bikin biasanya setahun sekali. Cuma aku bilang ‘bikinlah aku coba cari marketnya, “ kata Toto.
Toto berharap lewat pameran ini, produk masyarakat Bangka Belitung dapat lebih dikenal.
“Sementara lewat saya, begitu pintu sudah saya buka. Mereka sudah bisa packaging dan segala macam saya akan kasih ke mereka semua. Jadi saya hanya buka jalan untuk mereka semua.” Ungkap Toto. (Vn)