Provinsi Papua Pegunungan Resmi Masuk di 37 Provinsi Indonesia

Jakarta, GPriority.com – DPR RI resmi mengesahkan Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua melalui Rapat Paripurna yang digelar pada 30 Juni 2022. Adapun 3 provinsi yang dimaksud adalah Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Dengan demikian, provinsi di Indonesia bertambah jumlahnya menjadi 37 provinsi dari sebelumnya 34 provinsi.

Sebagai provinsi terakhir yang disepakati DPR RI, Papua Pegunungan diusulkan benama Papua Pegunungan Tengah. Provinsi ini berada di Pegunungan Jayawijaya bagian timur dengan Ibu Kota berada di Jayawijaya.

Pegunungan Jayawijaya merupakan jajaran pegunungan tertinggi di Indonesia dengan puncaknya bernama Puncak Mandala dan Puncak Trikora. Di Jayawijaya terdapat gletser abadi yang sangat terkenal. Papua Pegunungan menjadi provinsi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang tidak berbatasan dengan laut (landlocked).

Wilayah Papua Pegunungan memiliki luas 108.476 kilometer persegi yang meliputi 8 kabupaten, yakni Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Lanny Jaya, dan Kabupaten Nduga.

Papua Pegunungan berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Raya, Sarmi, Jayapura, dan Kabupaten Keerom di sebelah utara dan negara Papua Nugini di sebelah timur. Sedangkan di sebelah selatan, Papua Pegunungan berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Asmat dan di sebelah barat dengan Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Mimika.

Kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan termasuk ke dalam Wilayah Adat La Pago, yaitu kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten induk Jayawijaya. Dilansir dari website penghubung.papua.go.id, wilayah La Pago membawahi kurang lebih 19 Suku seperti Dani, Dem, Ndugwa, Ngalik, Ngalum, Nimbora, Pesekhem, Pyu, Una, Uria, Himanggona, Karfasia, Korapan, Kupel, Timorini,Wanam, Biksi, Momuna, Murop, Sela Sarmi.

Suku lainnya yang hidup di dalam wilayah La Pago adalah suku Nayak yang menempati wilayah Lembah Baliem sekitar Kota Wamena ke arah Gunung Trikora. Sebagain besar mata pencaharian mereka adalah sebagai petani ubi dan keladi. Makanan pokok mereka adalah ubi, sayur dan babi, yang dimasak dengan cara ditimbun dengan batu panas.

Suku Nayak tinggal dalam kelompok-kelompok usilimo atau sili, sebuah kelompok yang terbentuk karena hubungan darah atau atas dasar persatauan territorial dan politik membentuk kampung.

Suku lainnya adalah Suku Nduga yang menempati pegunungan tengah bagian selatan. Suku Nduga percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Seinma, yaitu suatau kampung di Kurima. Masyarakat Nduga dibedakan atas masyarakat yang tinggal pada daerah panas seperti di Mapenduma, daerah pertengahan seperti Mbua, dan masyarakat di daerah dingin seperti di Yigi.

Terdapat juga Suku Yali yang menyembah ular dengan persembahan berupa daging babi potong yang dimasak. Sementara, darah pemotongan babi akan diletakkan di daun keladi.

Sedangkan Suku Dani yang mendiami Lembah Baliem percaya terhadap peperangan dan permusuhan. Biasanya konflik dipicu masalah perlintasan daerah perbatasan, wanita, pencurian babi dan masalah kecil lainnya. Jika ada anggota suku melanggar aturan adat, biasanya akan diejek oleh warga yang lain pada pertemuan adat dan harus membayar denda.

Sebagai kawasan pegunungan, wilayah provinsi ini masih dipenuhi hutan-hutan belantara dengan aliran sungai terbesarnya, Sungai Membramo. Wilayah La Pago mempunyai beberapa komoditas unggulan seperti Kopi, Ubi Jalar, Buah Merah, Bawang, Gaharu, Karet, Nenas, Jeruk dan sayuran dataran tinggi. 

Di sektor pariwisata, wilayah ini menawarkan pemandangan alam Puncak Mandala, Pasir Putih Desa Aikima, dan keanekaragaman flora dan fauna. Salah satu pariwisata unggulan di Papua Pegunungan adalah Festival Lembah Baliem dan Jayawijaya Peaks yang dilaksanakan setiap tahun.

Jika dipilah berdasarkan kawasan pembangunan, kawasan dengan tingkat kemiskinan tertinggi terdapat pada kawasan pembangunan La Pago. Rata-rata tingkat kemiskinan di Kawasan La Pago mencapai 40,93%.

Oleh sebab itu, adanya pemekaran Papua ditujukkan untuk percepatan pemerataan pembangunan, mempercepat peningkatan pelayanan publik, mempercepat kesejahteraan masyarakat, dan mengangkat harkat derajat orang asli Papua. (Vn)