Kutim, GPriority.com-Tepat rasanya menjuluki kutim sebagai “magic land” atau tanah yang ajaib. Potensi yang melimpah bukan hanya dibidang tambang tapi juga hasil bumi serta budaya. Tenun kutim dalam perjalanannya dimulai pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Awang Faroek Ishak. Ini menandakan bahwa tenun ikat khas Kutim terus didukung dan dikembangkan hingga kepemimpinan Bupati Ardiansyah.
Selasa Malam (11/10/2022) Dinas Pariwisata Kutim memprakarsai Launching tenun ikat rakat yang digelar diruang meranti Kantor Bupati, bersamaan dengan HUT Kutim yang ke-23 tahun. Dihadiri bupati Ardiansyah Sulaiman, Wabup Kasmidi Bulang, ketua DPRD Joni dan beberapa anggota DPRD, Ketua Dekranasda Siti Robiah, Ketua Dekranasda Kaltim Hj Norbaiti Isran Noor dan sejumlah tamu undangan.
Saat diwawancarai Gpriroity.co.id Kadis Pariwisata Kutai Timur, Dr. H. Nurullah, MPd pada launching tenun ikat rakat menjelaskan rakat berasal dari bahasa Kutai artinya Kerjasama. Kutim terdiri dari beragam suku yang bersatu untuk membangun Kutim,” ucapnya.
Launching yang digelar pada Selasa Malam (11/10/2022) merupakan tenun yang dibuat oleh salah satu pengrajin binaan Dinas Pariwisata Kutim bernama Rosmince. “Pada tahun 2003 saat Awang Faroek Ishak menjabat sebagai Bupati Kutim pernah menyerahkan sketsa kepada Ibu Rosmince untuk diaplikasikan dalam bentuk motif pada kain tenun ikat,” jelasnya.
Sampai tahun 2021 sketsa karya Awang Faroek tersebut belum bisa terwujud karena keterbatasan alat tenun yang dimiliki Ibu Rosmince, sehingga ia tidak dapat menuangkan sketsa ke dalam bentuk desain pola tenun ikat. Dinas Pariwisata Kutim memberikan bantuan berupa alat tenun senilai Rp. 22 juta kepada Rosmince. Dengan alat tenun tersebut, Rosmince bisa mewujudkan keinginan Awang Faroek,” ucap Nurullah.
Selain digelar di HUT Kutim, kedepannya tenun Ikat rakat akan diperkenalkan dalam ajang fashion show di seluruh Indonesia. “Harapannya agar makin dikenal masyarakat Indonesia,” tutupnya. (Hs.Foto.Adi)