Pesona Desa Kutuh, Desa Terkaya Yang Anti Korupsi

Jakarta, GPriority.com Desa Wisata Kutuh atau lebih populer disebut Desa Wisata Pandawa Kutuh Bali adalah salah satu dari ratusan Desa Wisata yang berkembang di wilayah Provinsi Bali.

Berlokasi di Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali Desa ini berhasil mengubah citra desa miskin menjadi desa paling kaya di Indonesia dengan meraup pendapatan tertinggi, yakni 50 milyar rupiah per tahun dan laba bersih 14,5 milyar rupiah pada tahun 2018 lewat pengembangan sektor pariwisata dan UMKM lokal.

Mengangkat tema desa wisata alam dan budaya berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana atau tiga penyebab kesejahteraan, Desa Wisata Kutuh (Pandawa Kutuh Bali) menawarkan  berbagai daya tarik, diantaranya daya tarik pengunjung berbasis alam pantai, meliputi Pantai Pandawa, Pantai Gunung Payung, Pantai Timbis, dan Pantai Kongkongan.

Selanjutnya daya tarik berbasis buatan, seperti Tebing Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Kampung Bola Internasional, Timbis Paragliding, dan Perkemahan.

Terakhir, ada daya tarik pengunjung berbasis budaya diantaranya terkait eksistensi Desa Adat Kutuh sebagai desa adat tua yang memiliki ciri khas tempat ibadah pura dengan Konsep Padma Bhuana (terdapat Sembilan pura dengan posisi satu di pusat desa dan 8 pura tersebar di delapan arah mata angin), terdapat  pementasan Tari Kecak Api, Tari Keris, dan Barong, belajar menari dan menabuh, serta berbagai aktivitas seni dan budaya masyarakat Desa Kutuh. 

Untuk memberikan fasilitas akomodasi wisatawan yang datang berkunjung dan ingin menghabiskan waktu liburan di Desa Kutuh, maka masyarakat di desa ini telah menyediakan rumahnya untuk dijadikan akomodasi parawisata, baik dalam bentuk homestay, penginapan, pondok wisata, sampai dengan villa yang dimiliki dan dikelola oleh warga lokal desa kutuh
Sementara untuk memberikan kenangan kepada para pengunjung selama berkunjung ke Desa Wisata Kutuh, disediakan juga berbagai souvenir dalam bentuk kuliner khas Desa Kutuh, seperti tipat cantok, rujak kuah pindang, kopi jaja tape, jaja uli, jaja laklak, nasi be pasih, sambal tabia tuh. Sedangkan untuk souvernir dalam bentuk hiasan atau benda pakai, desa ini menjual berbagai seni kerajinan tangan, seperti anyaman dungki dan produksi pande besi berupa pisau dengan beragam bentuk.

Untuk produk fesyen, masyarakat menyediakan berbagai produksi oleh-oleh kaos khas obyek wisata dan berbagai pakaian adat Bali.

Ragam aktivitas wisata dan keberhasilan dalam mengembangkan potensi di Desa Kutuh tidak lepas dari kemampuan desa dalam mengelola dana desa secara tepat sasaran, keterbukaan informasi, dan tata kelola pemerintahan desa yang terbilang cukup unik, yakni Desa Kutuh memiliki dua pemimpin.

Pemimpin pertama disebut kepala desa adat atau pendesa atau bende desa. Bende desa dapat diartikan sebagai pengikat atau orang yang mengatur desa dan bertanggungjawab langsung kepada masyarakat adat di desanya. Pemimpin kedua adalah kepala desa sebagai pelaksana tugas administratif atau pemerintahan. System ini kemudian diadopsi oleh desa-desa lain di Bali.

Berkat sejumlah keberhasilan ini, Desa Kutuh beberapa kali meraih penghargaan dari pemerintah, diantaranya gelar juara I nasional dalam lomba desa kategori regional II (Jawa dan Bali) yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri.

Dan yang terbaru, Desa Kutuh berhasil menjadi satu-satunya desa di Provinsi Bali yang masuk dalam 10 besar kategori desa percontohan antikorupsi di Indonesia.

Predikat ini ditetapkan oleh sejumlah kementerian dan KPK setelah melalui beberapa kriteria penilaian dan melihat potensi desanya, seperti pelaksanaan pemerintahan, transparansi informasi, keunggulan desa, prestasi desa, partisipasi masyarakat, dan  kearifan lokal yang mendukung budaya antikorupsi.

Meski perekonomian Desa Kutuh sempat jatuh akibat pandemi, namun desa ini perlahan mulai bangkit melalui pemanfaatan dan pengelolaan Pagu Dana Desa 2022 yang optimal guna memulihkan ekonomi desa.

Pagu Dana Desa tahun 2022 telah ditetapkan sebesar 68 triliun rupiah dan dialokasikan kepada 74.961 desa di 434 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Jumlah ini menurun sebesar 4 triliun rupiah dibandingkan pagu Dana Desa tahun lalu.

Secara lengkap Penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2022 diprioritaskan pada tiga poin yaitu pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan desa, program prioritas nasional sesuai kewenangan desa, dan mitigasi dan penanganan bencana alam dan nonalam sesuai kewenangan desa. (Vn.Foto.istimewa)