Pahala Bagi Muslim Yang Berkurban

Jakarta, GPriority.com – Dalam mazhab Syafi’i, ibadah Kurban hukumnya Sunnah Mu’akkadah, yaitu ibadah yang jika dilakukan mendapatkan pahala di sisi Allah, jika tidak dilakukan pun tidak akan berdosa. Namun, selayaknya bagi yang memiliki keluasan rezeki diperintahkan untuk tidak meninggalkan ibadah yang satu ini. Sebab, walaupun hukumnya sebatas sunnah (tidak wajib), namun sunnah yang satu ini termasuk sunnah yang sangat dianjurkan.

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan (harta), sedangkan dia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami.” (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Berkurban merupakan ibadah yang jika dikerjakan, Allah SWT akan berikan balasan berupa pahala yang luar biasa besar. Saking besarnya, pahala kurban juga dapat mengalir kepada anggota keluarga yang lain. Berikut ini beberapa keutamaan dan pahala dari orang yang berkurban:

1.Wujud Kesabaran dan Ketaatan Kepada Allah SWT
Berkurban merupakan simbol  ketaatan, pengorbanan, dan cinta. Jika melihat sisi historisnya, wujud simbolisasi dapat dilihat dari dialog Nabi Ibrahim dengan puteranya, Nabi Ismail yang tertulis dalam Al-Qur’an, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Nabi Ismail mengatakan, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku  termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Shaffat: 102).

Disinilah pahala berkurban, yakni ketika dengan penuh kerendahan hati mematuhi perintah Allah SWT, maka Allah akan menjadikan orang yang melaksanakannya sebagai orang yang sabar. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirya, sabar itu adalah menerima perintah Allah SWT demi mendapat pahala.

2.Menambah Amal Kebaikan
Pahala berkurban  berikutny terlihat dari sebuah riwayat yang bersumber dari Zaid bin Arqam. Ia bertanya, ”Ya Rasulullah, apakah Qurban itu?” Nabi SAW menjawab, ”Qurban adalah sunah bapak kalian, yakni Nabi Ibrahim”. Ia bertanya lagi, ”Apa keutamaan yang akan kami peroleh dengan berqurban?” Nabi SAW menjawab, ”Setiap sehelai rambutnya satu kebaikan.”

Sebagaimana banyaknya rambut yang tumbuh di kepala seekor kambing, sebanyak itu pula pahala yang didapat orang berkurban. Di dalam lanjutan riwayat di atas, Zaid bin Arqam bertanya lagi, ”Bagaimana kalau bulu-buluya?” Nabi SAW menjawab, ”Setiap satu helai bulunya juga (dibalas) satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

3.Menolong Sesama
Saking besar pahala dan manfaat berqurban bagi sesama, dengan tegas Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya, telah kami tebarkan nikmat yang banyak kepadamu. Maka, dirikanlah shalat dan berqurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 1-2).

Ada dua perintah secara berturut-turut dalam ayat ini, yakni shalat sebagai ritual individual dan kurban sebagai ibadah sosial.

4.Tanda Bersyukur
Pahala kurban datang dari wujud syukur manusia terhadap nikmat Allah SWT. Berkurban merupakan tanda ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan rezeki yang diberikan-Nya. Allah pun telah memerintahkan setiap umat untuk berkurban meskipun sedang dalam tekanan dan serangan oleh kaum kafir.

Secara tidak langsung manusia masih dapat merasakan nikmat dan berkah kebaikan dari Allah meskipun sedang dalam keadaan sulit. Untuk itu, setiap umat harus saling berbagi kebaikan sebagai tanda bersyukur kepada Allah.

5.Pahala Kurban Berimbas Pada Keluarga
Mayoritas ulama mazhab As Syafi’iyah berpendapat, jika dalam satu keluarga ada yang menyembelih hewan qurban, maka pahala kurban itu diberikan kepada orang yang berkurban beserta keluarganya.

Hal ini seperti disampaikan oleh Al Imam An Nawawi dalam Al-Minhaj Syarh Muslim 13/122 berdasarkan hadist : “Sabda Rasulullah SAW yang berbunyi ‘Ya Allah terimalah qurban dari Muhammad, dari keluarga Muhammad dan dari ummat Muhammad.”(HR Muslim)’.  

Hadits ini adalah dalil bolehnya seseorang berqurban atas dirinya dan keluarganya, dan mereka bersekutu dalam pahala kurbannya. Abu Ayyub Al Anshari juga menjelaskan tentang ibadah qurban yang dilaksanakan di masa Rasulullah SAW:

“Bagaimanakah qurban yang dilaksanakan di masa Rasulullah Saw? Ia menjawab: Seseorang berqurban dengan seekor kambing atas dirinya dan ahlu baitnya (keluarganya).” (HR  Tirmidzi)

Berdasarkan dalil tersebut, mayoritas ulama khususnya dari Mazhab As Syafiiyah berpendapat bahwa satu jatah kurban disembelih atas nama satu orang dan pahalanya diberikan kepada dirinya sebagai orang yang berkurban dan pada keluarganya (ahlul baitnya).

Semoga dengan memahami keutamaan berkurban, mampu mendorong manusia agar lebih termotivasi untuk mau berkurban atas nama Allah SWT. (Vn.Foto.Istimewa)