Jakarta, GPriority.com – Pornografi telah menjadi hal yang biasa bagi sebagian orang seiring berkembanganya teknologi. Padahal menonton pornografi mampu membawa dampak buruk. Seperti yang diungkapkan Ahli Bedah Otak dari AS, Dr. Donald Hilton Jr, bahwa pornografi adalah penyakit, karena mengubah struktur dan fungsi otak, dengan kata lain merusak otak. Bila kecanduan narkoba mampu merusak tiga bagian otak, maka melihat materi pornografi yang berketerusan mampu merusak lima bagian otak.
Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘Alamin telah mengatur dengan sempurna mengenai berbagai tindakan manusia yang dapat merusak dirinya, termasuk kaitannya dengan menonton film porno sebagi salah satu cara melampiaskan nafsu dengan berfantasi tentang orang lain, dan berfantasi dengan melihat gambar aurat orang lain dalam Islam hukumnya haram (zina).
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “… maka zinanya kedua mata adalah melihat, zinanya kedua telinga adalah mendengarkan, zinanya lisan adalah membicarakan, zinanya tangan adalah menyentuh, zinanya kaki adalah melangkah, sementara hati bernafsu dan berkhayal, dan kemaluan yang membenarkan atau mendustakan.” (THR. Muslim).
Allah SWT memang memberikan hawa nafsu sebagai bagian dari sifat alami manusia, tetapi hawa nafsu tersebut tidak untuk dituruti, melainkan berusaha dikendalikan. Barang siapa yang yang mengikuti hawa nafsu dan menuhankannya.
Karena itu, Rasulullah SAW telah memberikan nasihat untuk semua umat manusia agar terhindar dari menuruti nafsu. Rasulullah SAW memberikan solusi yang bisa dilakukan untuk orang – orang yang gemar menonton film porno.
Berdo’a meminta Pertolongan Kepada Allah SWT
Rasulullah SAW dalam hadistnya mengajarkan doa untuk mengendalikan hawa nafsu, yang berbunyi:
“Allahumma inni a’udzu bika min munkarootil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa”
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang jelek).” (HR Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan) (HR Tirmidzi, no. 3591. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mengajarkan do’a pada Syakal bin Humaid yang biasa digunakan ketika meminta perlindungan pada Allah, yang berbunyi:
“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri basharii, wa min syarri lisanii, wa min syarri qalbii, wa min syarri maniyyi”
Atinya: “Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari kejelakan pada pendengaranku, dari kejelakan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku, serta dari kejelakan pada mani atau kemaluanku)”. (HR. An-Nasa’i, no. 5446; Abu Daud, no. 1551; Tirmidzi, no. 3492. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Berpuasa Sunnah
Rajin berpuasa sunnah bisa membendung syahwat, terutama pada remaja yang belum menikah. Sebagaimana pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya:
”Sementara siapa yang belum mampu nikah maka dia harus berpuasa, karena (puasa) itu bisa menjadi penangkal syahwat baginya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dll)
Memalingkan Pandangan
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam memerintahkan agar memalingkan pandangan, tidak terkecuali jika itu melihat gambar, video, ataupun tulisan yang tidak halal dipandang.
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, yang artinya:
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim, no. 2159)
Menghafal Al – Qur’an
Berdasarkan hasil studi ilmiah yang dipaparkan sebelumnya, pornografi merupakan penyakit. Al – Quran sebagai asy-Syifa (obat penyembuh) seperti diutarakan As-Sa’di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan, mampu menjadi penyembuh bagi semua penyakit hati, baik itu berupa syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat yang mengotori iman.
Seperti firmal Allah SWT dalam Surat Al-Isra’ ayat 82, yang artinya:
“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS: Al – Isra: 82).
Mata adalah suatu nikmat terbesar dari Allah, maka sudah selayaknya nikmat itu kita gunakan untuk ketaatan kepada Allah SWT semata. Sesungguhnya setiap manusia nantinya akan ditanya apa yang dilihat dari mata itu dan untuk apa mata itu digunakan. (Vn)