Jakarta, GPriority.com – Sejak pertama kali datang ke Nusantara pada tahun 1511, Bangsa Portugal terus melakukan ekspedisi ke berbagai wilayah di tanah air. Bermula di Malaka, ekspedisi Bangsa Portugal untuk mencari rempah-rempah ini meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah di setiap daerah yang dilaluinya. Tidak terkecuali di Gorontalo.
Benteng Otanaha merupakan situs peninggalan Bangsa Portugal yang ada di Gorontalo, tepatnya berada di Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Terletak di atas perbukitan berhadapan dengan Danau Limboto (Bulalo Limboto). Benteng Otonaha memiliki empat tempat dan 348 anak tangga. Jumlah anak tangga tidak sama untung setiap persinggahan. Dari bawah bukit menuju ke persinggahan pertama terdapat 52 anak tangga, dari persinggahan pertama ke persinggahan dua terdapat 83 anak tangga.
Sedangkan dari persinggahan dua menuju persinggahan tiga terdapat 53 anak tangga dan persinggahan tiga menuju empat terdapat 89 anak tangga. Terdapat pula 71 anak tangga yang mengarah tepat ke gerbang benteng Otanaha.
Benteng Otonaha memiliki tiga bangunan yang masing-masing terletak di tiga bukit berbeda, namun saling berdekatan. Ketiga bangunan benteng adalah Benteng Otanaha, Benteng Otahiya dan Benteng Ulupahu.
Benteng Otanaha terletak di bagian utara pada bukit yang paling tinggi. Sementara, Benteng Ulupahu terletak di bukit bagian tenggara dan merupakan benteng terbesar.
Sedangkan Benteng Otahiya yang terletak di bukit bagian timur merupakan benteng paling rendah. Hal ini menjadikan Benteng Otahiya sebagai yang akan pertama kali ditemui pengunjung. Bangunan benteng ini berbentuk angka “8”.
Belum ada sejarah pasti mengenai Benteng Otonaha. Namun menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Benteng Otonaha didirikan sebagi benteng pertahanan oleh Raja Ilato pada tahun 1522 Masehi. Sejarah lain mengatakan benteng ini dibangun atas kerjasama raja Limboto dan Portugis, namun ditemukan oleh Naha tahun 1585. Naha sendiri adalah salah satu anak Raja Ilato yang memerintah Kerajaan Limboto. Keterangan ini berdasarkan arti nama Otonaha yang berasal dari kata oto (benteng) dan naha (nama orang yang menemukan).
Pada mulanya, Portugis yang terusir dari Ternate mencoba mencari tempat berlindung di Kerajaan Limboto. Sumber lain mengatakan kapal Portugis singgah di pelabuhan Gorontalo akibat kekurangan makanan, diserang bajak laut, dan cuaca buruk.
Ketika Portugis datang ke Gorontalo, Naha sedang merantau meninggalkan dua saudaranya, Ndoba dan Tiliaya. Di masa inilah Kerjaan Limboto dan Portugis sepakat membangun tiga benteng pertahanan.
Namun selama di Kerajaan Limboto, Portugis dianggap melanggar perjanjian dan aturan adat sehingga Ndoba dan Tiliaya bekerjasama dengan Ternate melakukan perlawanan untuk mengusir Portugis dari tanah Sulawesi.
Sekitar tahun 1585, Naha kembali ke Gorontalo dan menikah dengan Ohihiya. Ia menemukan benteng tersebut dan menamainya Benteng Otonaha, Benteng Otahiya, dan Benteng Ulupahu. Sementara itu, sumber lain menyebut penamaan benteng dilakukan oleh Limonu, anak Raja Naha dengan Ohihiya untuk mengenang kematian ayahnya dan saudaranya, Paha yang tewas setelah berperang melawan panglima bernama Hemuto.
Limonu kemudian memberin nama benteng tersebut Benteng Ulupahu, Benteng Otahiya dan Benteng Otanaha. Di dalam perkembangannya, benteng tersebut lebih populer dengan sebutan Benteng Otanaha. (Vn)