Jakarta, GPriority.com – Memasuki musim ibadah haji, tiap daerah memiliki tradisi uniknya sendiri termasuk Purbalingga, Jawa Tengah. Tiap tradisi memang sengaja dilakukan agar tidak habis dimakan waktu. Salah satu tradisi khusus yang hanya ada saat musim haji adalah tradisi jujuk haji.
Kata “jujuk” berarti antar/mengantar dan kata “haji” merujuk pada ibadah haji yang hukumnya fardhu ‘ain (wajib bagi muslim yang mampu dan sekali seumur hidup). Tradisi ini sudah ada sejak lama dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Maribaya jika ada calon jama’ah dari desanya.
Inti dari tradisi jujuk haji ini adalah mengantarkan jama’ah haji ke asrama haji sebelum penerbangan ke Mekkah.
“Waktu itu tahun 2019 saya nganterin rombongan jama’ah haji adek ke asrama haji yang ada di Solo, dua tahun lalu berarti ya,” ujar Miswan saat diwawancara langsung pada Kamis, (23/6/2022).
Ia juga mengatakan saat sebelum pandemi, tradisi ini masih dilakukan masyarakat Maribaya untuk mengantar calon jama’ah hingga Asrama Haji Donohudan di Solo. Namun akibat pandemi covid-19 tradisi ini tidak dilakukan lagi sebab ditutupnya akses haji dari pemerintah Arab Saudi kala itu, hingga pada tahun 2020-2021 mengalami penundaan keberangkatan jama’ah haji dan umrah di seluruh dunia termasuk Indonesia.
“Yang nganterin itu satu bis gede sampe Solo. Semua satu kampung ngikut,” sambungnya yang merupakan masyarakat rantau dari Desa Maribaya, Purbalingga.
Menurut keterangannya, bagi para rumbongan jujuk haji akan ditempatkan di belakang Asrama Haji Donohudan yang memang dikhususkan untuk para pengantar. Lokasi tersebut dikelilingi oleh kios-kios pedagang-pedagang layaknya pasar, seperti adanya pedagang makanan, mainan, pakaian, pernak pernik, dan bahkan ada pedagang golok dan pisau. Namun Miswan mengaku bahwa saat 2019 itu kios-kios disana banyak yang tidak buka dan cenderung sepi. Alasan sepinya pedagang saat itu dikarenakan sudah mulai jarang orang-orang mengantarkan calon jama’ah haji hingga Asrama Donohudan.
Para rombongan jujuk haji dari Desa Maribaya biasanya berangkat berbarengan dengan rombongan calon jama’ah haji. Waktu tibanya tidak dapat diprediksi, jika rombongan jujuk tiba lebih dulu maka mereka akan menunggu di pendopo dekat Asrama Haji Donohudan.
“Tujuannya itu ya sekedar nganter aja, ga ada tujuan khusus. Nganter biar kita juga dapet syafaatnya, nitip doa biar bisa nyusul haji juga kan,” tukas Miswan.
Sebelum pulang, biasanya rombongan jujuk haji akan berbincang-bincang melalui pagar bagian depan asrama sampai dirasa cukup dan berdoa agar para calon jama’ah dapat menjadi haji yang mabrur. (Gs)