Jakarta, GPriority.com – Pernah mendengar istilah sandwich generation? Atau bahkan belum pernah dengar sama sekali? Memang istilah ini masih kurang familiar dikalangan masyarakat. Lantas sebenarnya apa itu sandwich generation? Berikut ulasannya.
Sandwich generation (generasi roti isi) adalah istilah untuk menggambarkan keadaan finansial seseorang yang terhimpit oleh generasi atas dan generasi bawah. Generasi atas mencakup orang tua atau mertua dan generasi bawah mencakup anak atau cucu. Pada kondisi ini, siapapun bisa disebut sandwich generation baik pria maupun wanita.
Kondisi seseorang yang terhimpit tuntutan dari generasi atas (orang tua) dan generasi bawah (anak/cucu) memiliki tanggung jawab ganda untuk menghidupi dua generasi sekaligus. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Dorothy A. Miller dalam jurnalnya yang berjudul The ‘Sandwich’ Generation: Adult of the Aging pada tahun 1981.
Seorang Aging and Elder Care Expert bernama Carol Abaya membagi beberapa jenis sandwich generation berdasarkan faktor pembentuknya melalui situs miliknya. Berikut diantaranya:
1.Traditional Sandwich. Digambarkan sebagai kondisi seseorang yang mengharuskan merawat orang tua (lansia) yang butuh perawatan dan juga merawat anak mereka sendiri.
2.Club Sandwich Generation. Digambarkan untuk mereka dengan usia sekitar 50 – 60 tahun yang terhimpit antara orang tua (lansia) dan anak yang mulai dewasa, serta ditambah dengan kehadiran cucu di tengah mereka.
3.Open Faced Sandwich Generation. Menggambarkan siapapun yang terlibat dalam perawatan orang tua (lansia).
Sandwich generation memiliki dampak buruk bagi seseorang mengalaminya. Mereka cenderung lelah secara fisik dan mental lantaran harus mencari uang yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan dua generasi tersebut. Hal ini juga akan memengaruhi keadaan mental dan fisik seorang sandwich generation.
Merangkum dari beberapa sumber, ada beberapa cara untuk keluar dari sandwich generation:
1.Membuat catatan keuangan yang baik (pengeluaran dan pemasukan).
2.Buat tabungan untuk masa depan.
3.Menyiapkan dana pensiunan.
4.Hindari hidup konsumtif.
5.Memberikan arahan dan pendidikan finansial pada anak guna mencegah keberlanjutan sandwich generation.
Itulah ulasan mengenai sandwich generation. Generasi ini banyak di jumpai di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. (Gs.Foto.Istimewa)