Mengenal Kuliner Khas Masyarakat Bugis dalam Perayaan Tahun Baru Islam

Jakarta,GPriority.com– Sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia kerap kali memiliki tradisi turun temurun yang sifatnya keagamaan seperti perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram.

Masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam memiliki berbagai macam cara dalam merayakannya. Ada yang memeriahkan Tahun Baru Islam dengan melaksanakan pawai obor, hingga tradisi dengan unsur-unsur budaya.

Bagi warga Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar), mereka biasanya akan berbelanja peralatan rumah tangga setiap hari Asyura atau 10 Muharram sebagai tradisi yang dilaksanakan tiap tahunnya.

Peralatan rumah tersebut terdiri dari ember, gayung air, baskom hingga wajan. Warga percaya bahwa memborong peralatan rumah tangga akan menambah rezeki serta mendatangkan keselamatan.

Selain berbelanja peralatan dapur dan rumah tangga, masyarakat Sulsel dan Sulbar juga memiliki kuliner atau hidangan khas perayaan Tahun Baru Islam. Berikut kuliner khas masyarakat Bugis dalam merayakan Tahun Baru Islam:

1.Peca’ Sura
Salah satu kuliner khas masyarakat Bugis adalah bubur Peca’ Sura. Hidangan khas masyarakat Kabupaten Maros dan Pangkajene Kepulauan (Pangkep) ini selalu ada pada peringatan hari Asyura, tanggal 10 Muharram.

Bahan baku bubur Peca’ Sura adalah beras yang dimasak bersama santan kental. Selain itu, ditambah potongan daging ikan bolu (bandeng), abon kelapa, kerupuk, mi goreng, telur dadar beraneka warna yang sudah dipotong memanjang sebagai pelengkap.

2.Jepe’ Sura
Jepe’ Sura hampir sama dengan Peca’ Sura milik masyarakat Maros dan Pangkep. Perbedaannya ada pada salah satu varian yang disebut Jepe’ Golla Eja, yakni bubur yang dicampur dengan gula merah.

Selain sebagai hidangan khas di hari perayaan Asyura, masyarakat Makassar memiliki keyakinan bahwa jika mereka menghidangkan Jepe’ Sura akan menolak bala untuk dirinya dan keluarga.

3.Bella Pitunrupa
Masyarakat Bugis terutama Kabupaten Bone dan sekitarnya biasanya akan menyajikan Bella Pitunrupa atau bubur tujuh rupa sebagai hidangan khusus di setiap tanggal 10 Muharam.

Ada tujuh bahan dasar dari Bella Pitunrupa yakni nangka, pisang, jagung, beras biasa, beras ketan putih, labu, dan kacang hijau. Tujuh bahan baku bubur adalah simbol dari panen pertanian yang hasil atau buahnya berada di atas permukaan tanah.

Bella Pitunrupa menurut kepercayaan Bugis adalah bentuk rasa syukur atas rezeki yang diperoleh setahun terakhir, serta harapan agar selalu diberkahi selama setahun ke depan. (Hn.Foto.Istimewa)