Mengenal Ciri-ciri dan Gejala Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

jakarta,GPriority.com – Mutasi Virus Corona terus bermunculan di sejumlah negara. Yang terbaru adalah jenis Omicron dengan subvarian BA.4 dan BA.5. Subvarian baru ini telah ditemukan di Indonesia beberapa pekan lalu, dan dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang pandemi selanjutnya.

Dokter dan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril mengatakan bahwa masyarakat tak perlu khawatir apa pun varian COVID-19 yang ada sekarang. Hal ini diungkapkannya lantaran subvarian COVID-19 yang bermutasi memiliki kunci pencegahan dan penanganan yang sama.

“Tidak usah permasalahkan variannya, karena protokolnya sama, pencegahannya sama,” kata Syahril dalam Siaran Sehat Radio Kesehatan Kemenkes RI.

Ia menambahkan, masyarakat tidak perlu panik jika terpapar subvarian tersebut. Mereka hanya perlu isoman dan melakukan perawatan seperti virus pertama. Namun demikian, ia menghimbau agar masyarakat untuk tidak boleh lengah dan tetap harus waspada sembari meningkatkan protokol kesehatan.

“Penting untuk tetap tenang, tidak cemas dan jangan panik, karena kita punya pengalaman menghadapi virus pertama dan varian lainnya,” tambahnya.

Mutasi Omicron BA.4 dan BA.5 ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan subvarian sebelumnya. Subvarian ini memiliki karakteristik immune escape atau bisa kabur dari antibodi COVID-19 dan juga menyebar lebih cepat.

Meski subvarian BA.4 dan BA.5 lebih cepat penularannya, tetapi tingkat keparahannya lebih rendah dengan hanya gejala ringan atau tak ada gejala. Ia berharap tidak banyak yang masuk rumah sakit dan tidak ada yang meninggal dari kasus subvarian Omicron ini.

Gejala umum bagi masyarakat yang terpapar Omicron BA.4 dan BA.5 diantaranya adalah batuk, kelelahan, hidung tersumbat, demam, mual disertai muntah, sesak nafas, diare, dan anosmia atau ageusia. Perlu diingat, gejala ini memiliki tingkatan tersendiri tergantung kekebalan diri kita.

Pada pertengahan bulan Juni, Kemenkes melaporkan sudah ada 20 kasus pasien Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdiri dari dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5. Dari 18 kasus subvarian BA.5, diketahui 3 kasus di antaranya diidap oleh pasien anak-anak. (Hn.)