Jakarta,GPriority.com – Benteng Victoria merupakan bangunan bersejarah peninggalan Portugis yang terletak di pusat Kota Ambon, Provinsi Maluku. Benteng ini dibangun pada tahun 1575 oleh Gubernur Gaspar de Mello yang kala itu menjabat sebagai gubernur pemerintahan.
Pada perkembangannya, benteng ini pernah jatuh ke tangan Belanda dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan kolonial atau VOC. Setelah Portugis berhasil diusir ke luar dari kota Ambon, Belanda kemudian menguasainya dengan cara memonopoli rempah-rempah yang mereka ambil di tanah Maluku.
Di depan Benteng Victoria, terdapat pelabuhan yang digunakan sebagai jalur perhubungan laut antar pulau. Melalui pelabuhan ini pula kapal-kapal Belanda mengangkut hasil rempah-rempah untuk didistribusikan ke beberapa negara di benua Eropa.
Selain sejarah panjang pembangunannya, Benteng Victoria juga menjadi saksi dari dua peristiwa besar, yaitu Perlawanan Pattimura dan Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan).
Setelah sempat dikuasai Inggris (1811-1816), benteng ini kembali diambil alih oleh Belanda setahun kemudian. Periode kembalinya kekuasaan Belanda menjadi pemicu perlawanan masyarakat di Maluku, salah satunya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura. Namun sayang, Pattimura harus menghentikan perjuangannya dan dijatuhi hukuman gantung pada 15 Mei 1817.
Setelah masa kemerdekaan pada tahun 1950, Benteng Victoria menjadi saksi sebuah pergolakan. Christian Robert Steven Soumokil mendeklarasikan Republik Maluku Selatan (RMS) dan ingin memisahkan diri dari NKRI, kala itu bernama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pemerintah RIS kemudian membuat operasi militer yang disebut dengan Gerakan Operasi Militer (GOM) III di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang. Meski usaha GOM gagal dalam merebut benteng ini, tetapi mereka berhasil menguasai kota Ambon dan mematahkan pergolakan RMS.
Saat ini, Benteng Victoria dikelola oleh Kodam XVI Pattimura dan berfungsi sebagai markas Asrama TNI dan Markas Batalion Kavaleri Kodam XVI Pattimura. (Hn.)