Jakarta, GPriority.com – Setiap provinsi memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara tergantung pada tujuan. Salah satunya dengan memanfaatkan potensi alam untuk pariwisata serta membangkitkan perekonomian warga sekitar.
Seperti halnya Sumatera Barat yang memanfaatkan potensi alam dan SDA untuk memajukan desa wisata khas provinsi tersebut. Perbedaan potensi alam tiap daerah inilah yang menjadi pembeda antara lokasi wisata satu dengan yang lainnya.
Terdapat setidaknya 3 desa yang berhasil masuk dalam deretan 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2022. Berikut 3 desa yang dimaksud:
- Desa Wisata Green Talao Park (GTP)
Desa Wisata Green Talao Park atau GTP berada di Jl. Syekh Burhanuddin, Ulakan, Kec. Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Di desa ini ada dua lokasi yang menjadi daya tarik utama, yaitu makam ulama besar yang menyebarkan Agama Islam di Minang bernama Syekh Burhanuddin sebagai wisata religi dan destinasi wisata non religi yaitu estuaria mangrove.
Pengunjung yang mengunjungi wisata religi makam Syekh Burhanudin, akan melakukan ritual basapa. Ritual basapa adalah ritual yang dilakukan oleh sekumpulan pengunjung makam atau peziarah dari jamaah Syattariyah untuk melakukan ziarah dimakam tersebut.
Lalu untuk estuaria mangrove sendiri merupakan kawasan endapan yang di bawa air laut dan air tawar pesisir pantai yang memiliki hubungan bebas dengan laut dan juga air tawar. Wisata estuaria mangrove menyajikan pemandangan eksotis hutan mangrove dan tracking sepanjang 1,8 kilometer dikawasan tersebut.
- Desa Wisata Nagari Pariangan
Desa Wisata Nagari Pariangan terletak di Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa Nagari Pariangan merupakan desa tertua di Sumatera Barat yang posisinya berada di Lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut.
Desa wisata ini menawarkan pemandangan hijau apik nan asri khas pegunungan dan hamparan terasering sawah yang dapat memanjakan mata. Pemandangan alam ini ampuh menghilangkan segala beban dan penat pikiran sehingga cocok dijadikan opsi wisata untuk healing.
Tak hanya itu, susunan rumah-rumah Gadang khas penduduk Minang menambah daya tarik dari desa wisata ini. Susunan yang mengikuti pola lereng gunung membuat rumah-rumah di kawasan ini terlihat bertingkat-tingkat dan nyaman di pandang mata.
- Desa Wisata Silokek
Desa Wisata Silokek terletak di kawasan perbukitan batuan sedimen dan batuan beku yang ada sejak ratusan tahun lalu. Desa Wisata Silokek tampak dikelilingi oleh tebing-tebing batu dan juga dilintasi oleh aliran sungai yang melengkapi pemandangan alam di desa ini.
Lokasi desa wisata tersebut terletak di Silokek, Kec. Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Karena berada di kawasan batuan, Desa Wisata Silokek disebut sebagai bagian dari Geopark Ranah Minang Silokek. Diketahui bahwa pihak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengupayakan lokasi ini untuk diajukan menjadi kawasan UNESCO Global Geopark.
Selain kawasan perbukitan dan tebing batu, desa wisata ini memiliki Goa Basurek atau dalam bahasa Padang disebut Ngalau Basurek. Di dalam goa ini tepatnya pada bagian dinding, terdapat tulisan yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Gua alam yang terbentuk akibat pelarutan ini menjadi saksi bisu jalur perdagangan dan penyebaran Agama Islam dari Selat Malaka ke Sumatera Barat.
Itulah 3 desa wisata yang menjadi potensi unggulan dari provinsi Sumatera Barat. 3 lokasi ini terus diupayakan perkembangannya oleh pemerintah lantaran Sumatera Barat akan menjadi tuan rumah event-event besar seperti Muktamar Ulama Sedunia dan World Islamic Economy Forum (WIEF). Hal ini akan menciptakan peluang baru untuk kemajuan ekonomi daerah melalui potensi unggulan pariwisata di tiap desanya. (Gs)