Mas Menteri Beri Solusi Agar Ekonomi Digital Tidak Terjerat Resesi 2023

Jakarta,GPriority.com-Tahun 2023, Industri digitalisasi Indonesia diprediksi pengamat ekonomi digital akan berada di jurang resesi. Penyebabnya adalah indeks literasi digital Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5, yang artinya, masih dalam kategori sedang belum mencapai tahap yang lebih baik.

Pemerintah seperti dikatakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno secara daring dalam acara Digital Industry Forecast (DIECAST) 2023 yang digelar di Hotel Sotis Kemang, Senin (5/12/2022) meminta semua pihak agar turut serta berperan meningkatkannya, salah satunya dengan meningkatkan jual beli.

“Karena bisa menekan laju inflasi sekaligus tutupnya bisnis yang dibangun startup,” jelas Sandiaga Uno.

Untuk jual beli, Sandiaga Uno menyarankan agar bekerja sama dengan media. Karena media penyampai informasi sehingga dilihat oleh semua konsumen.

Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) yang hadir secara langsung setuju dengan saran Mas Menteri. Bahkan dia juga meminta agar startup bisa melakukan transformasi digital.

“Contohnya menyiapkan e-business sehingga bisa dilihat oleh banyak orang,” kata Sarwoto.

Ekonom Indef Nailul Huda menjelaskan selain kolaborasi dengan media, transformasi digital, startup juga harus menggenjot kembali kepercayaan investor. “Tahun 2022, investor yang menanamkan modalnya kepada bisnis digital menurun menjadi 19,5 persen dibandingkan tahun 2021 berjumlah 79 persen,” kata Nailul Huda.

Nailul Huda mengatakan, ada 3 cara untuk mengembalikannya. Yang pertama bisnis digital dibuat semenarik mungkin. Kedua ratiing konsumen makin meningkat dan terakhir memberikan masukan yang tepat bagi para investor.

Menutup pemaparannya, Nailul minta perhatian pemerintah kepada bisnis digital. Menurut Nailul Pemerintah Pusat harus memberikan informasi kepada masyarakat untuk turut membelanjakan uang mereka kepada industri digital. Dengan demikian resesi industri digital tidak akan terjadi dan tumbuh 2,1 persen seperti yang diinginkan Kemkominfo. (Hs.Foto.Hs)