Jakarta, GPriority.com – Pemanfaatan ganja untuk pengobatan banyak diperbincangkan setelah foto dan video seorang ibu berdiri di sebelah anaknya yang mengidap Cerebral Palsy sedang terbaring lemas di dalam stroller viral di media sosial.
Pada unggahan tersebut, sang Ibu membawa poster bertuliskan “Tolong, anakku butuh ganja medis”. Menurut sang ibu, treatment paling efektif untuk memulihkan kondisi anaknya adalah dengan terapi minyak biji ganja atau CBD oil.
Karena unggahan tersebut, muncul perdebatan di masyarakat mengenai perlu atau tidaknya legalisasi ganja untu pengobatan di Indonesia.
Dikutip dari hello sehat, mariyuana atau daun ganja adalah daun dari tanaman bernama cannabis sativa. Tanaman ini memiliki 100 bahan kimia berbeda yang disebut dengan cannabinoid. Masing-masing bahannya memiliki efek berbeda pada tubuh.
Menurut seorang dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts, ganja lebih aman daripada opium. Selain itu, ganja dinilai tidak menyebabkan overdosis, tidak membuat ketagihan atau adiksi, dan dapat menggantikan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).
Sejumlah pakar kesehatan di Indonesia sepakat bahwa ganja dapat digunakan untuk terapi atau obat karena di dalamnya mengandung beberapa komponen fitokimia yang aktif secara farmakologi.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini beberapa manfaat ganja dalam bidang medis:
1.Mengurangi Nyeri Kronis
Kandungan cannabinoid pada ganja efektif untuk menurunkan rasa nyeri kronis. Misalnya seperti rasa sakit akibat multiple sclerosis, nyeri saraf, nyeri dan sindrom wasting yang terkait dengan HIV, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrom), dan penyakit Crohn.
2.Mengatasi Masalah Kesehatan Mental
Ganja juga dapat digunakan untuk pengobatan pada masalah mental, mengatasi depresi, bipolar, dan stres. Namun, penggunaannya sangat dibatasi. Sebab, jika berlebihan akan meningkatkan dampak lain bagi tubuh.
3.Menangkal Mual dan Muntah
Ganja diketahui bisa menangkal mual dan muntah akibat efek samping kemoterapi pada penderita kanker. Meski masih terus diteliti efektifitasnya, ganja medis diyakini dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker, karena zat aktif yang terkandung dalam cannabinoid bekerja untuk mempersempit peluang sel kanker berkembang.
4.Memperbaiki Gejala Sklerosis Ganda
Sklerosis adalah penyakit yang memengaruhi otak, mata dan tulang belakang. Saat sklerosis memuncak, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf. Kondisi ini dapat memicu penurunan koordinasi gerak tubuh sementara hingga permanen.
Kandungan cannabinoid dalam ganja medis dapat memperbaiki gejala kelainan motorik pengidap multiple sklerosis. Namun, penggunaannya dibatasi untuk pemakaian jangka pendek saja.
5.Mencegah Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik, dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan. Berdasarkan penelitian, ganja mungkin dapat menurunkan intraocular pressure (IOP) atau tekanan bola mata kepada orang sehat maupun orang-orang dengan glaukoma. Efek ini mampu memperlambat proses terjadinya penyakit glaukoma sekaligus mencegah kebutaan.
6.Mengatasi Kejang
CBD memang telah teruji klinis dapat mengatasi kejang, yakni mengontrol dengan resistansi obat. Kandungan cannabinoid dalam daun ganja diyakini membantu meringankan kejang pada pasien epilepsi.
Senyawa ini memiliki peran dalam mengurangi pelepasan neurotransmiter (sinyal rangsangan saraf) di sistem saraf pusat (SSP), sehingga mencegah kejang. Penelitian lain pada 2017 menemukan penggunaan CBD juga dapat menurunkan intensitas kejang pada anak dengan gangguan sindrom Dravet.
Pada kasus viral penyakit Cerebral Palsy, gejala kejang inilah yang coba diatasi dengan ganja. Walaupun demikian, yang dibutuhkan adalah CBD-nya, bukan keseluruhan dari tanaman ganja. Sebab, ganja yang masih dalam bentuk tanaman masih bercampur dengan THC. Kondisi ini akan menimbulkan berbagai efek samping pada mental.
Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi UGM seperti dikutip dari website UGM, menuturkan jika ganja bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi penyakit, termasuk penyakit cerebral palsy. Namun, masih ada obat lain yang dapat digunakan untuk mengatasi kejang.
Ganja merupakan barang illegal yang masuk dalam kategori obat-obatan terlarang sehingga hanya bisa dijadikan obat alternatif bukan pilihan pertama, mengingat sisi lainnya juga harus dipertimbangkan. Sekalipun menjadi obat alternatif, hanya senyawa kimia CBD nya yang bisa digunakan berdasarkan resep dan pengawasan dokter yang kompeten. (Vn.Foto.istimewa)