Jakarta, GPriority.com– Pemprov Lampung melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi (Disperindag) Provinsi Lampung tengah mendorong ekspor kopi Lampung agar semakin mendunia.
Upaya tersebut ditunjukkan oleh Pemprov Lampung, diantaranya melalui dukungan penuh terhadap keikutsertaan sejumlah perusahaan dan pelaku UMKM Kopi Lampung pada festival Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2022 yang digelar pada 24 – 26 Juni.
Walaupun sedianya Kopi Lampung memang telah suskes diekspor ke berbagai negara di dunia, namun melalui tagline “Robusta Lampung Mendunia”, Pemprov Lampung berkeinginan agar Kopi Lampung dapat lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sebab, selama ini kopi Lampung belum banyak dikenal masyarakat Indonesia, jika dibandingkan dengan kopi Aceh dan kopi-kopi dari daerah lain.
“Selama ini, terutama di Indonesia rata-rata kurang ini (terkenal). Paling yang terkenal kopi Aceh atau kopi (daerah) mana. (Karenanya) sekarang sedang digalakan kopi Lampung harus bangkit kembali.” Jelas Masrullah, salah satu penjual kopi Lampung, pemilik Kopi Naire saat diwawancarai tim GPriority.
Meski kurang dikenal di dalam negeri, namun Kopi Lampung yang identik dengan jenis robusta nya ini telah banyak diekspor ke negara-negara lain seperti, Timur Tengah, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Menurut Masrullah, pada dasarnya perkebunan kopi di Lampung masih didominasi oleh pohon kopi jenis robusta. Sementara kopi dari jenis lain seperti arabika kurang diminati.
Masrullah menjelaskan bahwa kopi robusta telah menjadi selera turun temurun sejak zaman dahulu, sehingga selera para penikmat kopi di Lampung adalah kopi robusta.
“Masyarkat lampung lebih suka taste robusta. Karena memang dari dulu dari nenek moyang kita tanam robusta, kita jadi suka robusta .” ungkap Masrullah.
Robusta juga dikenal memiliki kelebihan pada cita rasanya yang khas, yakni pekat dan agak pahit karena kandungan kafeinnya lebih tinggi dibandingkan kopi Arabika, yaitu hingga 2,4%. Cita rasa dan aroma kopi ini sangat kuat, mirip dengan cokelat, teh hitam, dan kacang-kacangan.
Sebagai salah satu pelaku usaha yang menjual Kopi Lampung, Kopi Naire hanya menjual produk kopi robusta. Kopi Naire merupakan brand kopi lokal yang namanya diambil dari nama kedua anak Marullah, yakni Naila dan Reihan. Saat ini Kopi Naire masih dijual dalam skala lokal.
Meski produknya hanya menjual kopi robusta, Kopi Naire menawarkan robusta dari empat macam jenis yang dibedakan berdasarkan kualitas biji kopinya, yakni robusta premium, robusta gold, dan kopi lanang. Adapula produk yang baru saja dilaunching, yakni kopi luwak.
Kopi robusta premium berasal dari biji kopi pilhan dengan standar premium atau grade 1. Kemudia ada robusta gold, berasal dari ceri kopi keping merah, baik dari sisanya maupun yang natural. Robusta gold memiliki rasa yang lebih soft. Jika tidak suka rasa kopi yang terlalu pahit, robusta gold honey bisa menjadi pilihan karena memiliki rasa yang sedikit lebih manis.
Sedangkan kopi lanang merupakan jenis biji kopi peaberry yang mengalami kelainan sehingga pada buah kopi hanya terdapat satu biji kopi (monokotil), dimana pada ceri kopi umumnya memiliki dua biji kopi (dikotil). Kopi lanang diklaim memiliki kadar kafein lebih tinggi dibandingkan jenis robusta lainnya.
Penyediaan empat jenis robusta dalam produk Kopi Naire dilakukan Masrullah karena dirinya menganggap perlu untuk memenuhi selera pasar yang beragam.
“Kopi sekarang sudah jadi gaya hidup, pria dan wanita. Kalo wanita kan sukanya es kopi susu. Kalo yang laki-laki biasanya sukanya yang black coffee. Kita bisa cover pasarnya.”
Selain produk kopinya sendiri, di Lampung juga terdapat produk kopi kesehatan bernama kopi WAW. Kopi WAW diklaim dapat digunakan untuk penyembuhan dan terapi penyakit, salah satunya diabetes.
“Karena dia sendiri dari pengalaman pribadi, kena penyakit itu (diabetes) lalu diterapi oleh istrinya. Istrinya juga seorang dokter, diterapi dengan itu (kopi) dan Alhamdulillah sembuh total, katanya. Makanya sekarang brandingnya Kopi WAW itu.” kata Masrullah.
Melalui festival Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2022, Masrullah menargetkan Kopi Naire mampu mendapatkan konsumen baru dan bekerjasama dengan pihak lain.
“Bisa dapet buyer yang besar, bisa kerjasama. Selain buyer langsung kita bisa kerjasama untuk produk-produk kopi dari Lampung, baik UMKM atau perusahaan bisa dapat mitra lagi.”
Selain Kopi Naire milik Msrullah, adapun produk-produk kopi lainnya ikut dalam festival tersebut, seperti Kopi Braseel, Kopi 49, Kopi Luwak, Kopi Ulubelu, Kopi Anjosia dan masih banyak lainnya. Terdapat lebih dari 10 perusahaan eksportir kopi dan 20 UMKM lokal dari berbagai produk khas Lampung, termasuk berbagai olahan pisang sebagai salah satu komoditas andalan Provinsi Lampung selain kopi yang turut memeriahkan Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2022 mewakili Provinsi Lampung. (Vn)