Jakarta,GPriority.com- Dalam rangka mengembalikan Sawit atau dikenal dengan CPO mendominasi kembali dunia,sekaligus memperbaiki tata kelola kelapa sawit nasional, Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) menggelar bimbingan teknis dan orientasi penguatan pemberdayaan desa sekaligus Munas ke-1 AKPSI 2022.
Nampak hadir dalam acara tersebut, Mendagri M.Tito Karnavian,Menkomar Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan.
Acara dibuka dengan sambutan ketua umum APDESI Haji Suta Wijaya. Suta mengatakan, hingga saat ini 16 juta petani sawit belum menikmati kehidupannya secara utuh. Ini dikarenakan mereka hanya menyambi sebagai pekerja tani. Melihat kenyataan ini, Suta Wijaya meminta agar negara berpihak kepada petani sawit sehingga hidupnya menjadi lebih layak.” Harapan saya negara harus berpihak kepada petani sawit bukan hanya buruh tani,” ucapnya.
Suta Wijaya dalam kesempatan tersebut juga mengatakan,” Kita sadar bahwa petani makmur ketika punya lahan 1-2 hektar. Mudah-mudahan adanya asosiasi petani bupati sawit ada harapan.
“Jadi kita doakan biar ke depan biar lebih baik,” jelasnya.
Sementara Mendagri Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi terbentuknya kabupaten penghasil sawit Indonesia.
” Saya lihat Visi dan Misi mereka mulia, kita semua paham Indonesia negara penghasil CPO terbesar di Indonesia melebihi Thailand dan lain-lain. Ini potensi yang luar biasa karena mendatangkan manfaat banyak pihak,” ucap Tito Karnavian.
Ditengah Pandemi Covid-19, Tito mengatakan, ekspor CPO memberikan sumbangan kecil untuk negara. Untuk itulah dirinya meminta agar terus ditingkatkan. ‘ Karena kalau kita kembali menjadi dominan dalam satu produk bisa memberikan instrumen dan mampu menguasai pasar.Contoh ketika ada kebijakan larangan ekspor CPO, negara lain banyak yang panik. Bahkan ada yang menelepon kepada presiden agar ekspor kembali dilanjutkan karena negara mereka tergantung pada ekspor. Ini karena CPO memiliki kegunaan yang banyak sekali,” jelas Tito.
Tito juga meminta agar lingkungan tetap dijaga. Karena mampu menyebabkan global warning. ” Untuk itulah harus menjaga lingkungan.dan yang paling penting kita kembali pada UUD 45. Bahwa semua sumber yang ada harus digunakan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat,” ucap Tito.
Terkait dengan masalah yang ada di CPO seperti sengketa lahan, dirinya melihat bahwa masyarakat sekitar hanya menjadi penonton. Untuk itulah harus segera dibenahi guna menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Ini memerlukan tata kelola lebih baik dengan melibatkan stakeholder. Tanpa mengecilkan peran teman-teman yang paling menentukan adalah bupati dan kepala desa. Karena mereka mendengar usulan dari masing -masing rakyat dan memiliki kewenangan lebih luas . Oleh karena itu peran dari kepala desa dan bupati harus disertakan agar kelapa sawit bisa menjadi produk unggulan dan pemain dominan dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat yang ada perkebunan kepala sawit,” kata Tito.
Tito dalam kesempatan tersebut meminta agar AKPSI menjadi jembatan baik sebagai regulator dan menjembatani antara masyarakat dan kepala desa.
” Saya sampaikan kepada ketua agar teman teman bekerja dan jangan mengklaim PAD. Pada acara ini AKPSI harus menjadi jembatan. Dan jangan sampai organisasi muncul dan memperpanjang rantai birokrasi yang mempersulit usaha dan tata kelola sehingga menjadi bumerang dan tidak tercapai. Jadi tolong hilangkan ego sektoral,” jelasnya.(Hs.Foto.Hs)