Khawatir Kena Sanksi FIFA, Sekjen PSSI: Ini Tragedi Luar Biasa tapi Bukan Kericuhan Antar Suporter

Jakarta,GPriority.com – Tragedi Kanjuruhan Malang yang terjadi merupakan kisah kelam bagi kita semua masyarakat Indonesia khususnya para pecinta sepak bola Indonesia.

Sebanyak 180 orang lebih dilaporkan meninggal dunia karena aksi kericuhan selepas pertandingan antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Penyebab utama kericuhan bermula dari oknum suporter yang menerobos masuk ke lapangan dan diikuti oleh ribuan suporter lainnya. Jatuhnya korban jiwa diduga karena massa panik seusai pihak keamanan menembakkan gas air mata ke berbagai penjuru stadion.

Sekjen PSSI Yunus Nusi sudah menghubungi perwakilan FIFA dan mengungkapkan bahwa atas tragedi tersebut berharap agar Indonesia tak terkena sanksi dari federasi sepak bola Internasional.

“Tadi malam dan pagi Wakil Sekjen (Maaike Ira Puspita) sudah berkomunikasi dengan FIFA, bahkan tadi pagi sudah memberikan laporannya karena FIFA meminta untuk diberikan laporannya, karena ini kejadian yang sangat luar biasa,” kata Yunus Nusi dalam keterangannya, Minggu, (2/10).

“Saya dan Wasekjen membangun komunikasi dengan FIFA dan tentu kami sangat berharap ini tidak menjadi rujukan dan landasan dari FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan untuk Indonesia,” ujarnya.

Tragedi tersebut tentu di luar dugaan semua orang dengan aksi kericuhan hingga jumlah korban jiwa yang telah dikonfirmasi. Ada kekhawatiran tersendiri bahwa Indonesia bakal dijatuhi hukuman dari FIFA.

Beberapa sanksi terburuk yang mungkin diterima adalah persepakbolaan Indonesia dibekukan, Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, hingga timnas Indonesia senior dan U-20 gagal berlaga di Piala Asia 2023.

“Kami tetap melakukan komunikasi dan akan menyampaikan laporan (ke FIFA) bahwa seperti yang kawan-kawan ketahui, ini bukan sebuah perkelahian antar suporter. Ini bukan sebuah kerusuhan yang saling memukul yang saling bertikai,” tambahnya.

“Sekali lagi bahwa Tragedi Kanjuruhan bukan perkelahian antar-suporter, bukan rivalitas antar masyarakat antar suporter atau antar penonton. Ini kejadian yang berdesakan-desakan keluar dari pintu yang di dalamnya terdapat puluhan ribu penonton,” tutupnya. (Hn.)