Keutamaan Puasa Arafah, Salah Satunya Menghapus Dosa 2 Tahun

Jakarta, GPriority.com – Hari Raya Idul Adha tidak hanya diperingati dengan menyembelih hewan kurban, namun ada sejumlah ibadah dan amalan yang memiliki keutamaan besar. Salah satunya, melakukan puasa sunnah Arafah.

Puasa Arafah yang dilaksanakan setiap tanggal 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha adalah puasa sunah muakkad atau sangat dianjurkan oleh ulama.
Melaksanakan puasa Arafah juga merupakan suatu amalan yang amat disukai oleh Nabi Muhammad SAW , bahkan melebihi jihad.

“Tidak ada satu amal salih yang lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan pada hari-hari ini (10 hari pertama Dzulhijah). Para sahabat bertanya, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah?’ Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya, tetapi tidak ada yang kembali satu pun.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Puasa Arafah memang sangat dianjurkan untuk diamalkan oleh umat Islam yang tidak pergi haji. Sebab, Puasa Arafah memiliki banyak keutamaan, antara lain:
Orang yang berpuasa sunnah arafah berarti telah mengikuti amalan Rasulullah SAW yang tidak pernah beliau tinggalkan.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan An Nasa’i dan Ahmad:
Artinya: “Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, yaitu Puasa Asyura, Puasa Hari Arafah, puasa tiga hari setiap bulan, dan sholat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad).

Dengan berpuasa arafah akan menghapuskan dosa-dosa yang telah diperbuatnya selama dua tahun kebelakang dan dua tahun yang akan datang.

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Para ulama berbeda pendapat tentang dosa apa yang dihapuskan di sini. Sebagian ulama mengatakan bahwa dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan:
“Demikian juga ‘Puasa hari Arafah 9 Dzulhijjah menjadi kafarah (dosa) dua tahun, dan hari Asyura menjadi kafarah (dosa) setahun. Bila seruan aminnya berbarengan dengan ‘amin’ para malaikat, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.’ Jawaban yang dikedepankan para ulama adalah bahwa setiap satu hari dari semua amal yang tersebut itu layak menjadi kafarah. Jika terdapat dosa kecil yang mesti dihapus, maka amal itu akan menghapusnya. Tapi jika tidak berhadapan dengan dosa kecil tapi tidak dosa besar, maka amal itu akan jadi catatan kebaikan dan mengangkat derajatnya. Jika amal ibadah itu berhadapan dengan satu atau sekian dosa besar dan tidak dosa kecil, kita berharap amal ibadah itu dapat meringankan siksa atas dosa besar tesebut. Wallahu a’lam.” (Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim).

Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).

Keutamaan lainnya dari berpuasa di hari arafah adalah seperti puasa 1.000 hari. Berdasarkan hadis riwayat Imam Baihaqi melalui Sayyidah Aisyah RA, artinya:
“Dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘(Keutamaan) Puasa hari Arafah seperti puasa 1000 hari (di luar hari Arafah),’” (HR Baihaqi).

Puasa Arafah dapat menjauhkan diri dari api neraka. Keutamaa ini dinyatakan dalam hadist:
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Allah akan mendekati mereka, lalu menampakkan keutamaan mereka kepada para malaikat. Kemudian, Allah SWT berfirman, ‘Apa yang mereka inginkan? (akan Aku lakukan)’.” (HR. Muslim No. 1348)

Hari Arafah merupakan hari terbaik agar sebuah doa dikabulkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan begitu juga para nabi sebelumku adalah: laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa alaa kulli syai’in qadiir (Tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kerajaan dan pujian hanyalah milik-Nya. Maha menghidupkan dan mewafatkan. Dan Dia berkuasa atas segalanya).” (HR Imam Malik).

Itulah keutamaan-keutamaan orang yang berpuasa di hari arafah. Mengingat keutamaanya yang begitu besar, maka umat Islam sebaiknya tidak meninggalkan amalan ini, terlebih jika muslim tersebut tidak sedang berhaji. (Vn)