Kenalan Dengan Lailatul Qomariah, Satu-Satunya Wasit Bulu Tangkis Perempuan Indonesia di Kompetisi Dunia

Jakarta, GPriority.com – Ada yang unik jika membicarakan karir cemerlang guru SD asal Surabaya bernama Qomarul Lailah. Pasalnya, meski sosok yang akrab disapa Lia ini adalah guru di SDN Sawunggaling 1 Surabaya, dia justru lebih dikenal sebagai umpire atau wasit olahraga bulu tangkis yang telah banyak memimpin kompetisi bergengsi dunia.

Prestasi tertingginya selama berkarir menjadi wasit, ialah ketika Lia dipercaya federasi bulu tangkis dunia (BWF) menjadi salah satu wasit di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Tidak tanggung-tanggung, Lia diberikan mandat untuk memimpin partai paling bergengsi, yakni final tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020.

Lia merupakan satu-satunya wasit bulu tangkis perempuan di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu dari 6 wasit perempuan yang bertugas di BWF dari total 26 wasit profesional yang ada di dunia. Sosoknya jadi salah satu yang paling mudah dikenali karena mengenakan hijab.

Wanita kelahiran Surabaya, 24 September 1977 ini awalnya mengaku sama sekali tidak tertarik menjadi wasit lantaran tidak memahami olahraga badminton. Namun, setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia menjadi tertarik untuk mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi. Hasilnya, ibu dua anak ini berhasil lulus.

Meski begitu, kelulusannya ini tak lantas membawa Lia menjadi wasit profesional. Beberapa kali ia mendapat teguran dan protes dari para pemain. Bahkan di antaranya menyuruh Lia untuk sekolah wasit lagi.

Hal ini tidak membuat Lia patah semangat. Ia tetap optimis dan terus belajar, salah satunya dengan terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Buku itu menjelaskan segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris

Dari situ lah Lia berjuang dengan mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang. Seiring perjalanannya, Lia semakin melejit dalam dunia perwasitan. Namun begitu, ia tak lupa dengan kewajibannya sebagai pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris. 

Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya, juga diimplementasikan di sekolah tempatnya mengajar. Anak-anak tersebut selalu dilatih agar selalu disiplin, percaya diri, dan pantang menyerah. Menurut dia, itu menjadi poin penting dalam meraih kesuksesan.

Selama bertugas di Tokyo, disela-sela waktu Lia juga masih mengajar secara daring setiap hari dengan pengaturan. Misalnya jika jadwal menjadi wasit pagi, maka mengajar daring dilakukan di waktu sore. Begitu pun sebaliknya, jika dia harus bertugas pada sore hari, maka waktu mengajarnya adalah pagi.

Pencapaian ini tentu cukup membanggakan. Ia sudah dapat disejajarkan dengan wasit dunia yang lebih senior, mengingat Lia baru lulus BWF Certificated tahun 2017, sedangkan penugasan akhir tahun 2018.

Meskipun karirnya dalam dunia perwasitan sebenarnya dimulai sejak 2000. Saat itu, Lia masih menjadi guru tenaga kontrak di salah satu SD di Surabaya.

Prestasinya dalam dunia perwasitan ini membuat Lia semakin berambisi untuk meningkatkan keprofesionalan diri agar dapat membantu siswa-siswanya untuk lebih percaya diri dan bisa berprestasi di kancah dunia, khususnya dalam bidang bahasa Inggris atau bidang yang lainnya sesuai kemampuan mereka.

Belum diketahui apakah Lia akan menjadi salah satu wasit di kompetisi Kejuaraan Dunia 2022 Tokyo mendatang, namun jika dilihat dari kelas dan masa penugasannya, maka kemungkinan besar Lia akan ambil bagian pada ajang bergengsi tersebut. (Vn)