Jakarta, GPriority.com – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo kembali menggelar pameran industri furnitur dan kerajinan terbesar di Indonesia, Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022, pada Kamis (18/08).
Berlangsung hingga 21 Agustus mendatang, IFEX yang sempat absen terselenggara offline akibat pandemi ini, hadir secara langsung bagi buyers dan visitors internasional.
HIMKI dan Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara berkomitmen untuk mendukung industri furnitur dan kerajinan Indonesia dan memperkenalkannya ke pasar global.
“Salah satu hal yang dapat mendukung peningkatan nilai ekspor kita adalah melalui promosi dan pameran. IFEX 2022 merupakan acara unggulan Indonesia dan showroom internasional untuk industri furnitur,” ujar Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung saat membuka IFEX 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta (18/08).
Lebih lanjut dia mengatakan, sejak awal IFEX telah menjadi tolak ukur dan perkembangan industri furnitur dan kerajinan tanah air dan menjadi acuan bagi para pelaku industri global.
Berdasarkan hasil kajian Centre for Industrial Studies (CSIL), konsumsi furnitur global pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh sebesar 3,9%. Hasil studi CSIL ini diperkuat oleh Consumer Market Outlook yang dikeluarkan oleh Statista yang memperkirakan pendapatan industri furnitur global akan terus meningkat secara konsisten dari USD1,3 Triliun pada tahun 2020 ke USD1,6 Triliun pada tahun 2025.
Sementara itu, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menyatakan penyelenggaraan pameran IFEX merupakan upaya HIMKI untuk menunjukkan kualitas produk-produk furnitur dan kerajinan Indonesia ke publik.
Dia juga menyatakan di tengah kondisi pandemi, industri mebel dan kerajinan masih menunjukkan kinerja yang cukup bagus. Terbukti pertumbuhan pada 2021 merupakan pertumbuhan terbesar dalam 10 tahun terakhir.
“Pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia mencapai angka yang signifikan. Pertumbuhan ekspor mebel mencapai 32 persen dan kerajinan mencapai 16 persen dengan rata-rata kenaikan keduanya mencapai 27 persen,” ujar Abdul Sobur.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, ia mengatakan para pelaku industri membutuhkan bantuan dan dukungan pemerintah dalam hal kebijakan, khususnya terkait kewajiban Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Menjawab usulan tersebut, Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya saat membuka IFEX 2022 mengatakan, SVLK ditujukan untuk menjaga aspek kelestarian lingkungan dan lacak balak bahan baku (sustainability and traceability) pada produk kayu. Aspek sustainability dan traceability sekarang ini mendapat perhatian besar dan bahkan menjadi syarat di pasar global.
Meski begitu, dia setuju bahwa kebijakan penerapan SLVK perlu dikaji ulang. Sebab pemberlakuan SVLK wajib di industri hilir dipandang kurang relevan dan melahirkan hight cost economy di industri hilir kayu (industri furnitur dan kerajinan).
Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan berbagai langkah dan dukungan terhadap upaya pemecahan isu-isu terkait pengembangan industri mebel dan kerajinan Indonesia.
“Pemberlakukan SLVK ini hares kita kaji kembali karena memang industri sudah punya beban untuk ikut kepada aturan eropa yaitu FSC (Forest Stewardship Council). Kalau harus dua kali (SVLK dan FSC), itu beban. ” ujarnya saat membuak IFEX 2022.
Di sisi lain, para pelaku industri mebel dan kerajinan Indonesia terus berusaha menghadirkan produk-produk terbaik kepada konsumen dalam dan luar negeri.
“Para pelaku industri tidak pernah berhenti melakukan inovasi dan perkembangan produk. Produk-produk yang kami hadirkan pada pameran tahun ini merupakan yang terbaik yang bisa diberikan oleh para anggota HIMKI,” pungkas Abdul Sobur.
Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022 diikuti oleh lebih dari 250 peserta pameran dan mencatatkan 3.500 buyers teregistrasi. Selain itu, IFEX juga diselenggarakan secara online melalui melalui platform www.ifexindonesia.com.
Beragam produk industri lokal, swasta dan Disperindag mapun produk industri luar negeri dipamerkan di acara ini. Mulai dari furnitur dan dekorasi berbahan dasar alami seperti kayu jati, bambu, rotan, dan tanah liat hingga eceng gondok dan pelepah pisang. Adapula produk industri berbahan sintetis dan barang bekas dari kaleng, botol, dan tong bekas. (Vn)