Jaga Kulit Bayi Tetap Sehat Dengan Cara Ini

Jakarta, GPriority.com – Bayi memang diketahui memiliki kulit yang sangat sensitif. Kondisi ini disebabkan karena kulit bayi sangat tipis sehingga rentan mengalami iritasi. Oleh karena itu, menjaga kulit bayi tetap lembut dan sehat memerlukan perawatan yang benar dan dilakukan secara berkala agar meminimalisir resiko bayi terserang penyakit kulit berbahaya.

Berikut adalah tips perawatan kulit secara umum untuk bayi agar tetap sehat:

Mandikan Bayi di Waktu yang Tepat

Berbeda dari orang dewasa, bayi baru lahir tidak boleh terlalu sering dimandikan. Karena dapat mengeringkan kulit dan menghilangkan minyak serta zat lain yang melindungi dari infeksi dan iritasi lainnya. Bahkan, penundaan mandi pertama selama 12-24 jam pada bayi baru lahir lebih baik, karena dapat mendukung keberhasilan inisiasi menyusui.

Mandikan bayi dua atau tiga kali saja dalam seminggu sudah cukup. Disarankan untuk memandikan bayi menggunakan pembersih atau sabun cair khusus bayi dengan pH netral atau asam ringan. Mandi dengan bak rendam lebih baik daripada mandi memakai spons.

Menggunakan Pelembab

Kulit bayi rentan kering, karena itu orang tua perlu memberikannya pelembab kulit. Biasanya pelembab kulit diperlukan setelah bayi baru selesai mandi. Selain itu, penggunaan pelembab kulit (emolien) secara teratur dapat mengurangi risiko eksim (dermatitis atopic) atau gangguan pembengkakan pada kulit bayi dengan riwayat keluarga dermatitis atopic.

Pelembab kulit bayi hanya perlu dioleskan tipis untuk menghindari penumpukan di daerah lipatan kulit. Gunakan minyak biji bunga matahari untuk memberi hasil yang lebih efektif dan alami.

Jaga Kebersihan Area Popok

Menjaga kebersihan area popok bayi amat penting. Sebab, area popok merupakan salah satu sumber utama iritasi pada kulit bayi. Pastikan area popok bayi tetap kering dan bersih dengan sering mengganti popok mereka. Gunakan tisu dengan pH basa untuk membersihkan kulit bayi agar tidak mudah iritasi.

Kurangi Paparan Sinar Matahari

Tabir surya tidak disarankan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, tetapi dapat digunakan untuk area kecil yang terbuka ketika paparan sinar matahari tidak dapat dihindari. Meski begitu, sebaiknya bayi dihindari dari terkena paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan pakaian pelindung bayi di bawah usia 6 bulan.

Pilih Produk Perawatan Kulit yang Sesuai

Secara fungsional kulit bayi masih berkembang. Oleh karena itu, gangguan fungsi sawar pada kulit neonatus bayi membuatnya rentan terhadap iritasi kimia dan infeksi lokal (hanya pada bagian tertentu) maupun sistemik (memengaruhi seluruh tubuh), dibandingkan orang dewasa.

Maka dari itu, pemakaian sabun, shampoo, dan pembersih khusus kulit bayi lainnya tidak boleh sembarangan. Disarankan memilih produk yang ringan dan mendorong maturasi sawar kulit bayi. Pastikan juga produk yang digunakan mengandung sangat sedikit atau tidak ada sama sekali pewarna, pewangi, alkohol serta bahan kimia lainnya yang dapat berbahaya bagi kulit bayi.

Bersihkan Area Lipatan

Area lipatan seperti lengan atau paha merupakan kulit tipis yang mudah tergesek dan rentan akan ruam. Biasanya masalah ini sangat penting saat bayi menginjak usia tiga bulan. Ketika berusia tiga bulan, bayi mulai mengeluarkan air liur lebih sehingga memicu kulit kemerahan dan mengelupas.

Ruam juga bisa muncul ketika mengoleskan pelembab pada kulit bayi yang basah. Hal ini karena lotion pelembab dapat mengendap di bagian lipatan kulit yang tipis. Karena itu pastikan kulit bayi kering sebelum mengoleskan pelembab.

Ruam biasanya akan hilang dalam beberapa hari dengan sendirinya atau dibantu dengan lotion. Namun jika ruam tidak kunjung sembuh dan malah muncul warna kemerahan serta bergelombang pada kulit, itu bisa menjadi indikasi infeksi jamur yang memerlukan pengobatan dokter. (Vn)