Hati-Hati dengan Kleptomania, Bisa-Bisa Ga Ada yang Mau Dekat

Jakarta, GPriority.com – Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan video pencurian cokelat yang dilakukan oleh seorang wanita disebuah minimarket. Dalam video viral tersebut, pelaku pencurian tampak mengendarai mobil putih mewah.

Karena peristiwa tersebut, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa wanita dengan mobil mewah itu memiliki perilaku kleptomania. Lantas, apa sebenarnya perilaku kleptomania dan apakah hal ini ada penjelasan medisnya?

Melansir dari laman Cleveland Clinic, kleptomania adalah kondisi kesehatan mental dimana seseorang merasakan dorongan yang kuat dan tak tertahankan untuk mencuri sesuatu. Kleptomania termasuk dalam kelompok ganguan implusif yang menyebabkan penderitanya sulit mengontrol perilaku dan emosi.

Orang dengan gangguan ini tahu bahwa mencuri itu salah dan bisa membuat mereka mendapat masalah, tetapi mereka tidak bisa menghentikan diri mereka sendiri. Jika dibiarkan, orang yang menderita kleptomania akan lebih berpotensi mengalami gangguan mental serius yang bisa memicu aksi bunuh diri.

Masih dari sumber yang sama, penyebab kleptomania mania sendiri belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Namun ada bukti penelitian yang menunjukkan beberapa kemungkinan pemicu kleptomania:

1. Perbedaan struktur otak
Perbedaan struktur otak penderita kleptomania berada pada area yang mengatur kontrol dan hambatan implus.

2. Sebagai gejala kondisi kesehatan mental lainnya
Sangat umum bagi penderita kleptomania untuk memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, gangguan makan, kecanduan, dan gangguan penggunaan zat (narkoba). Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk melukai diri sendiri dan bunuh diri.

3. Genetika
Orang dengan kleptomania sering memiliki riwayat keluarga dengan kondisi kesehatan mental lainnya. Terutama kecemasan, suasana hati dan gangguan penggunaan zat lainnya dapat meningkatkan risiko kleptomania.

Perilaku kleptomania memiliki gejala awal yang bisa dikenali, seperti tidak bisa menolak keinginan untuk mencuri, merasa cemas saat mencuri, pencurian yang dilakukan bukan berdasarkan dendam, mencuri di tempat umum, mencuri secara spontan, dan barang hasil curian tidak dipakai.

Bila Anda merasakan gejala di atas, maka sebaiknya lekas temui psikiater agar mendapatkan metode penyembuhan berupa terapi dan obat-obatan. Jangan dibiarkan begitu saja, nanti kamu dijauhi orang-orang sekitar karena merasa tidak nyaman. (Gs.Foto.Istimewa)