Kutai timur, Gpriority.com-Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur pada Selasa pagi (22/3/2022) hingga saat ini banjir masih melanda 6 Kecamatan di Kutai Timur.
Adapun kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Sangatta Selatan tepatnya di Kelurahan Singa Geweh Desa Sangatta Selatan. Kemudian Kecamatan Sangatta Utara tepatnya Kelurahan Teluk Lingga di Desa Sangatta Utara dan Swarga Bara.
Selanjutnya di Kecamatan Bengalon, terdapat tiga desa terdampak yakni Desa Spaso, Spaso Selatan dan SpasoTimur. Sementara di Kecamatan Rantau Pulung terdapat dua desa terdampak yakni Desa Rantau Makmur dan Margo Mulyo. Kemudian Kecamatan Muara Bengkal terdapat 1 desa terdampak yakni Desa Batu Timbau Ulu.
Kecamatan Muara Wahau menjadi kecamatan paling banyak terdampak yakni terdapat tujuh desa terdampak yakni Desa Diak Lay, Benhes, Dabeq, Muara Wahau, Jak Luay, Long Wehea dan Nehas Liah bing.
Sementara terkait jumlah jiwanya, BPBD melaporkan sedikitnya 2.477 unit rumah terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 50 sentimeter hingga 2 meter. Akibatnya sebanyak 5.245 Kepala Keluarga (KK) atau 16.896 jiwa terdampak, 1.000 jiwa diantaranya mengungsi di pos pengungsi Masjid Agung Center.
Sebagai upaya penanganan bencana, BPBD Kutai Timur melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait, sementara pemerintah daerah setempat telah membuka dapur umum di 2 titik yakni di Kantor Desa dan Kelurahan Singa Geweh. Petugas terus melakukan evakuasi warga hingga Minggu (20/3) malam pulul 22.00 WITA. Selain itu, bantuan logistik seperti makanan dan obat-obatan terus dilakukan pada 10 titik pengungsian yang telah disiapkan. Adapun 10 titik posko terbagi di Kecamatan Sangatta Utara sebanyak tiga titik dan tujuh titik di Kecamatan Sangatta Selatan.
Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dalam siaran persnya secara tertulis membenarkan ucapan BPBD. Lebih lanjut dikatakan Ardiansyah,bagi warga yang masih bertahan dipemukiman, dia berharap bisa selalu bersabar. Sebab tim di lapangan terus berupaya maksimal membantu warga. Tak lupa Ardiansyah mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pihak yang telah bahu membahu, memberikan bantuan kepada korban banjir kali ini. Jajaran Pemkab Kutim melalui BPBD dan instansi lainnya, Polres Kutim, Kodim 0909/Kutim, Lanal Sangatta, relawan, komunitas hingga partai politik yang terjun langsung meringankan beban masyarakat terdampak banjir. Termasuk para petugas dari PMI Kutim.
Banjir Makin Meluas
Banjir sendiri mulai terjadi pada Sabtu ( 19/3/2022). Menurut BPBD banjir terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi yang terjadi pada Jum’at (18/3/2022).
” Hingga Senin pagi (21/3) pukul 04.30 WIB, banjir semakin meluas hingga di beberapa titik TMA bertambah 20 cm. Sementara akses menuju Kota Sangatta dari arah Bontang terhambat dikarenakan titik banjir yang berada di KM 3. Petugas di lapangan juga melaporkan akses jalan terganggu dan arus banjir yang cukup deras menyebabkan proses evakuasi warga terganggu,” jelas Abdul Muhari, Ph.D. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam siaran persnya.
Menyikapi hal tersebut, BNPB terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan BPBD dan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. BNPB juga mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bahaya ikutan ( collateral ) akibat eskalasi wilayah terdampak yang masih berlanjut hingga hari ini.
Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala baik di daerah yang saat ini terdampak, maupun daerah-daerah sekitarnya yang berpotensi terdampak seiring eskalasi banjir.
Untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sekitar lereng tebing dan sepanjang aliran sungai agar evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Perhatikan juga kondisi debit sungai dan hindari lereng curam yang minim vegetasi.(Hs.Foto.Diskomonfo Kutim)