Jakarta, GPriority.com – Saat ini apapun hal bisa dengan mudah mencapai popularitas atau viral. Hal-hal viral tersebut biasanya terjadi di sosial media terlebih dahulu lalu merambah ke kehidupan sehari-hari. Seperti viral tentang trend busana, trend makanan, trend bahasa, trend tempat wisata, dan lain sebagainya. Lalu apakah kamu pernah merasa takut ketinggalan trend dan merasa harus mengikuti segala apapun yang lagi viral? Jika iya, kamu bisa tergolong FoMO loh.
FoMO atau Fear of Missing Out adalah kondisi seseorang merasa takut ketinggalan trend yang sedang berlangsung. Melansir dari verywellmind.com, rasa takut ini mengacu pada persepsi diri terhadap kehidupan yang dijalani orang lain dinilai lebih baik daripada diri sendiri. Sehingga hal ini sebenarnya berkaitan dengan rasa iri yang dapat mempengaruhi harga diri orang tersebut.
Kondisi ini kerap dirasakan oleh remaja atau bahkan pada kalangan dewasa. Golongan-golongan usia tersebut memang lebih dekat dengan sosial media seperti TikTok dan Instagram. Sadar atau tidak, sejauh ini pengaruh sosial media TikTok lebih besar berdampak pada FoMO itu sendiri. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh cendikiawan dalam atau pun luar negeri mengenai hal tersebut.
Menurut jurnal yang diterbitkan di Computers in Human Behavior menemukan bahwa orang yang mengalami FoMO memiliki tingkat kepuasan hidup yang rendah. Selain itu, orang yang mengalami FoMO berlebihan akan cenderung mengalami gangguan kecemasan, stres, bahkan depresi jika dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu perlunya mengurangi rasa takut akan ketinggalan trend ini perlu dilakukan.
Berikut adalah cara untuk mengurangi dan menghindari FoMO:
1.Membatasi penggunaan sosial media. Bukan berarti kamu tidak boleh menggunakannya sama sekali, kamu cukup memulai membiasakan diri dengan mengatur jam akses sosial media. Gunakan sosial media sesuai kebutuhan saja.
2.Bijak dan menyeleksi konten yang dilihat. Konteb sosial media memang banyak yang menarik, namun menarik bukan berarti diikuti tanpa disaring. Bila kamu terus mengikuti apapun yang ada dikonten sosial media, maka kamu lama kelamaan akan terbawa arus dan dapat memicu perasaan FoMO. Kamu bisa secara bijak memilih dan menyaring tiap konten media sebagai bentuk pembatasan diri.
3.Bersyukur. Perasaan FoMO cenderung membuat diri merasa tidak bersyukur atas hidup yang dijalani dan selalu membandingkan kehidupan dengan orang lain. Padahal persepsi tersebut hanya sebatas tolak ukur di sosial media saja. Meningkatkan rasa syukur membuat siapapun akan merasa hidupnya lebih berharga dan meningkatkan kepuasan diri. Jika kamu mulai merasa timbul perasaan FoMO segera alihkan pikiran dengan hal-hal positif yang kamu miliki. Bersyukur juga sebagai bentuk menghargai diri sendiri.
4.Menjalin koneksi nyata yang positif. Segala upaya untuk menghindari perasaan FoMO dapat didukung dengan kondisi lingkungan nyata yang positif seperti lingkup pertemanan. Dunia maya memang mempermudah menjalin pertemanan namun hal itu akan kalah oleh koneksi nyata yang kamu miliki. Termasuk pada perasaan FoMO yang akan perlahan menghilang bila lingkungan sekitar kamu tidak menjerumuskan ke arah tersebut.
Itulah ulasan lengkap mengenai perasaan takut ketinggalan trend atau fear of missing out (FoMO). Mengikuti sebuah trend yang sedang terjadi bukanlah hal yang dilarang, namun akan menjadi sebuah masalah bila hal itu dilakukan secara berlebihan yang berujung pada hal merugikan diri sendiri. (Gs)