Garuda Wisnu Kencana memesona Delegasi KTT G20

Bali, GPriority.com- Taman Budaya GWK (Garuda Wisnu Kencana) merupakan salah satu destinasi favorit di Pulau Dewata. Untuk itulah Presiden Joko Widodo akan menjamu makan malam delegasi di sana.

Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa dalam siaran persnya pada Minggu (13/11/2022) menyatakan  pihaknya telah siap 100% menerima kunjungan tersebut.

“Kami mulai melakukan perbaikan venue-venue dan akses. Prioritas kami adalah akses. Sebab, akses untuk G20 harus bisa bebas antrean. Kami  menyiapkan kelayakan, keindahan, kerapian untuk menjadikan welcoming dinner ini sempurna,” kata Yonathan.
Yonathan menambahkan pengerjaan akses yang akan dilalui para kepala negara anggota G20, telah dilakukan sejak Juni lalu. “Jadi kami membuat beberapa akses dan itu membutuhkan waktu,” imbuhnya.

Selain GWK sebenarnya ada beberapa destinasi lain yang diajukan kepada Jokowi sebelum akhirnya pilihan dijatuhkan pada taman budaya ini karena keunikan dan karakter yang kuat dari kawasan wisata ini.

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dirancang Nyoman Nuarta sejak 1980-an. Dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai akhirnya ide GWK  diterima masyarakat awalnya  dianggap hanya menghamburkan uang belaka. Proyek ini baru bisa dimulai pada 1997.  Pada 22 September 2018, taman budaya seluas 60 hektar itu diresmikan Presiden Joko Widodo.

Keistimewaan salah destinasi favorit di Bali ini terletak pada patung Garuda Wisnu Kencana yang menjulang kokoh setinggi lebih dari 120 meter. Patung itu menjadi ikon peradaban yang tak lekang usia. Patung berbahan logam tembaga, baja, dan kuningan itu menggambarkan Dewa Hindu Wisnu yang berada di atas tunggangannya, burung Garuda.

Pada bagian bahu Dewa Wisnu, terdapat hiasan yang terbuat dari ribuan potongan kaca mosaik emas. Hiasan yang disebut ‘badong’ itu juga direkatkan pada bagian mahkota dan dada patung itu
.
“Sebagai ikon yang dibanggakan  Bali dan Indonesia, kami bahagia bisa terpilih karena banyak delegasi yang ingin tahu sebenarnya seperti apa destinasi ini,” tutup Stefanus. (Hs. Foto. Kombik Kemenparekraf)