Jakarta, GPriority.com – Pria seringkali lebih menghindar jika membahas masalah pernikahan. Biasanya karena alasan belum siap menanggung tanggung jawab jika segera menikah. Kekhawatiran ini sangat wajar, sebab pria merupakan sosok yang biasanya dibebankan tanggung jawab untuk menafkahi dan melindungi istri dan anaknya.
Apalagi jika pernikahan dilakukan ketika usia pria masih tergolong muda. Dengan karakteristik petualang anak muda, namun sudah memiliki tanggung jawab yang besar, terkadang membuat pernikahan tidak sebahagia yang dipikirkan. Namun, tidak sedikit pula pria yang mampu menjalani pernikahan dengan baik di usia muda.
Menikah memang bukan ditentukan dari usia, namun bergantung pada kesiapan. Sayangnya, kesiapan ini yang seringkali belum dimiliki oleh pria yang memutuskan menikah di usia muda. Akibatnya, menikah muda justru memberikan dampak yang kurang baik bagi dirinya dan keluarganya. Berikut ini dibahas mengenai beberapa dampak menikah muda bagi pria, antara lain:
Kehilangan kebebasan
Kebebasan di sini bisa berarti berarti banyak hal, mulai dari kebebasan seksual, kebebasan bekerja, kebebasan menikmati olahraga dan hobi favorit, kebebasan waktu untuk nongkrong bersama teman sepanjang akhir pekan tanpa mendapat teguran dari pasangan di rumah.
Dampak ini memang berlaku tidak hanya untuk laki-laki tapi juga perempuan. Namun, laki-laki diketahui memiliki jiwa petualang yang lebih besar sehingga pernikahan muda bisa membuatnya merasa kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih jauh hidupnya.
Masalah Ekonomi
Usia muda adalah waktu untuk seseorang untuk meniti karir dan mempersiapkan finansial untuk masa depan. Oleh karena itu, pada masa ini, umumnya seseorang belum benar-benar mandiri secara finansial, sekalipun sudah, namun masih sulit membaginya untuk kebutuhan orang lain selain dirinya.
Hal ini umumnya terjadi pada pria yang belum ada kesiapan secara mental dalam menanggung nafkah dan berperan sebagai suami dan ayah. Dampaknya, lingkaran kemiskinan baru dalam kehidupan bermasyarakat pun tercipta.
Gangguan Psikologis
Pria yang menikah di usia muda umumnya akan lebih sulit meredam emosi ketika menghadapai permasalahan rumah tangga. Ini karena jiwa muda masih labil. Ditambah, ekspektasi tinggi dan kompleks yang biasanya datang dari perempuan atau pihak keluarga terhadap laki-laki yang dinikahinya.
Jika tidak mampu mencapai ekspektasi tersebut, maka penilaian terhadap laki-laki tersebut menurun. Akibatnya pria menikah muda berisiko tinggi mengalami gangguan mental, baik itu gangguan kecemasan, stres, atau depresi.
Melakukan Tindak KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga berisiko tinggi terjadi pada pasangan nikah muda, mulai dari ancaman hingga penganiayaan. Tidak sedikit pria yang tidak mampu menahan emosinya ketika dihadapkan pada suatu permasalahan.
Hal ini dikarenakan emosi mereka belum cukup mapan secara emosi dibandingkan orang-orang berusia 25 tahun ke atas yang cenderung memiliki emosi yang stabil. Akibatnya, pihak pria akan melampiaskan emosinya tersebut pada orang terdekat, yakni istri atau anaknya.
Larangan untuk nikah muda memang tidak ada. Namun, sebagai calon pemimpin rumah tangga, persiapan lahir batin yang matang dan ekstra harus dipikirkan terlebih dahulu. Agar dampak negatif menikah muda bisa terhindarkan.(Vn)