Jakarta, GPriority.com – Pemerintah Kabupaten Sumba Timur tengah menggalakkan kembali produksi pertanian jagung dan sorgum sebagai potensi daerah di sektor pangan. Hal itu disampaikan Ketua Dekranasda Sumba Timur, Dra. Merliaty pada hari pertama gelaran Apkasi Expo 2022 di JCC Senayan, Jakarta.
Ketua Dekranasda Dra. Merliaty menyebut produksi hasil pertanian jagung dan sorgum masih dalam percobaan. Namun, dirinya optimis tanaman pangan ini memiliki potensi yang sangat besar dan mampu menarik perhatian investor.
“Kalau ini masih lahan percobaan, tapi bisa ratusan hektar bahkan bisa ribuan hektar potensinya. Kita berharap ada banyak investor yang masuk. Untuk saat ini sudah ada beberapa investor lokal yang masuk. Kemarin juga ada dari Belanda melakukan survei. Mereka berkeinginan untuk mulai investasi di sorgum atau jarak.“Jelas Dra. Merliaty ketika ditemui di stand Sumba Timur pada acara Apkasi 2022.
Lebih lanjut Ketua Dekranasda menceritakan pangan jagung dan sorgum berkaitan dengan kedaulatan orang Sumba Timur. Sejatinya nenek moyang masyarakat Sumba Timur mengonsumsi jagung dan sorgum, namun beralih ke pangan beras seiring berjalannya waktu.
Lebih lanjut ia menjelaskan selain memiliki potensi besar, jagung dan sorgum merupakan tanaman lahan kering sehingga cocok dengan pola dan karakter petani di Sumba Timur.
“Kalau di kemudian hari berubah menjadi petani lahan basah membutuhkan proses adaptasi lebih panjang. Sementara kalau sorgum memang sejak dulu masyarakat Sumba Timur adalah petani lahan kering sehingga tidak akan terlalu sulit untuk memperkenalkan kembali metode pertanian lahan basah bagi masyarakat.” Ungkapnya.
Dalam prosesnya, Sumba Timur memang sedang mempercepat pengelolaan sektor unggulan ini. Sebab, mereka menargetkan agar pertanian dan peternakan dapat saling terintegarsi. Hal ini karena Sumba Timur pada dasarnya merupakan daerah peternakan.
“Kita berharap peternakan dapat terintegrasi dengan pertanian, di mana produk limbah pertanian seperti limbah sorgum dapat dijadikan pakan ternak. Sehingga terintegras dan tidak ada yang terbuang karena diolah lagi menjadi pakan ternak.” Imbuhnya.
Saat ini hasil produksi jagung dan sorgum masih terbatas untuk konsumsi pribadi, namun Ketua Dekranasda berharap komoditi ini dapat diperdagangkan dan menarik minat investor. Terlebih saat ini peluang pangan alternatif sangat bagus di pasaran, khususnya jagung dan sorgum yang harganya cukup mahal.
“Diharapkan ke depan komoditi dapat diperdagangkan dan ada investor yang mau berinvestasi di bidang ini. Karena memang pangan dunia sekarang sedang bermasalah, sementara ada banyak alternatif dengan nilai harga lebih bagus yang bisa kita berikan selain beras.” Katanya.
Dra. Merliaty juga berharap agar pemda memberikan perhatian lebih melalui kerjasama dengan koperasi dan Bumdes agar para petani mendapatkan bantuan alat-alat mesin pertanian, bibit, hingga proses pemasaran.
Selain jagung dan sorgum, Sumba Timur juga memiliki potensi unggulan lain yang dipamerkan pada Apkasi Expo 2022 seperti kacang tanah dari varietas lokal sandel yang sudah tersertifikasi, keladi, umbi-umbian, dan ternak sapi ongole hingga produk-produk tenun Sumba Timur. (Vn.Foto.Hs)