Berpisah di Dunia, Bertemu Ratu dari Para Hur’ain di Surga

Banyak muslim yang bertanya, apakah suami – istri kelak akan dipertemukan lagi di akhirat? Lalu, siapakah pasangannya nanti?

Pertanyaan ini seringkali dilontarkan seiring dengan firman Allah dalam Surat Yassin ayat 55 – 56, yang menyatakan kehidupan penghuni surga bersama pasangannya.

Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan pasangan-pasangan mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.” (QS Yaasin [36]: 55-56). 

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah berpendapat tentang persoalan ini. Menurutnya, jika salah seorang suami atau istri meninggal dunia, terjadilah perceraian, sesuai keterangan Al-Quran dan hadis.

Namun, ada peluang suami-istri di dunia akan kembali berkumpul bersama di akhirat kelak. Bukan hanya suami-istri, tapi juga bersama anak cucu dengan syarat mereka semua dalam keimanan.  

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. ath-Thur [52]: 21).  

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa seorang mukmin yang shaleh kemudian keimanan dan keshalehannya itu diikuti pula oleh anak cucu, maka Allah akan mengumpulkan mereka pada suatu tempat di surga dan Allah akan mencukupkan pahala dan kenikmatan pada anak cucu mereka. 

Lalu, siapakah pasangan suami-istri itu di akhirat kelak? Pertanyaan ini muncul karena Allah SWT menjanjikan bidadari-bidadari surga untuk melayani laki-laki di surga nanti, maka munculah keraguan jika sebenarnya pasangan di akhirat berbeda dengan pasangan di bumi.

Al Hafizh Ibnu Qayyim menyebutkan dalam sebuah hadist shahih dalam Musnad Imam Ahmad, bahwa ketika seorang suami beristrikan Hur’ain (bidadari), kemudian pada saat itu akan datang seorang perempuan lain yang kecantikan dan keelokannya mampu membuat seorang Raja melupakan perempuan-perempuan lainnya.

Siapakah wanita itu?

Ternyata wanita tersebut adalah istrinya dahulu kala di dunia. “Itulah keistimewaan para istri di surga, dia akan menjadi Ratu dari para Hur’ain (bidadari surga).

Lalu, Ibnu Qayyim bertanya, “Apakah seorang Raja pernah memikirkan para pelayannya di hadapan Ratunya?” Tentu tidak. Karena Allah Subhanhu wa ta’ala akan memberikan pada istri kecantikan yang luar biasa, jauh melebihi para bidadari

Mengapa demikian?

Ibnu Qayyim menjelaskan, “Karena Hur’ain (bidadari) tidak pernah menghadapi kesulitan yang dirasakan wanita dunia. Mereka tidak pernah berjuang di jalan Allah, tidak pernah dicemooh orang karena mengenakan hijab, tidak pernah merasakan sulitnya patuh pada suami, dan lain-lain.”

Mengenai keistimewaan istri (wanita) di surga dibandingkan bidadari, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melalui hadisnya mengatakan “Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan, dalam hadist yang lain disebutkan pula, bahwa wanita dunia yang shaleha lebih utama daripada bidadari surga. Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Rasulullah menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Kemudian saya bertanya lagi, “Karena apakah wanita dunia lebih utama dari bidadari surga?” Lalu beliau menjawab “Karena sholat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Lalu Allah meletakan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas.” ( HR Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath (3141).

Hadist ini menunjukkan bahwa suami-istri di dunia akan kembali bersama sebagai pasangan di akhirat sekalipun Allah SWT telah menyiapkan para hur’ain (bidadari). Sebab, meski terdapat bidadari-bidadari surga yang rupawan, istri sholehah penghuni surga jauh lebih utama dan lebih rupawan. Istri yang masuk surga, oleh Allah SWT akan menjadi Ratu dari para bidadari, yang kecantikannya melebihi perempuan (bidadari-bidadari) lainnya. (Vn)