Jakarta, Gpriority.com – Kemajuan teknologi di bidang ilmu kedokteran terbukti mampu melacak penyakit mematikan seperti kanker otak.
Menurut data Globacan, hadirnya alat pelacak kanker otak membuat jumlah kasus baru di tahun 2022 mengalami peningkatan 39,3%.
“Terobosan yang dilakukan ilmuwan dalam hal tes darah untuk kanker, menjanjikan hasil diagnosis yang akurat dibandigkan biopsi jaringan. Cara ini dapat mendektesi mutasi DNA kecil yang ditimbulkan oleh sel tumor yang mati dalam cairan tubuh. Bahkan dapat membedakan satu jenis tumor otak dari yang lain,” kutip isi Globacan.
Langkah maju lainnya untuk fungsionalitas jenis teknologi ini ditemukan oleh ilmuwan Kanada, yang disebut biosensor ultra-sensitif, yang terdiri dari lapisan nano nikel-nikel-oksida pada chip nikel, yang dapat mendektesi bahan yang ditimbulkan oleh tumor seperti asam nukleat, protein, dan lipid.
Dengan lima mikroliter darah, atau kurang dari setetes, biosensor mampu mendeteksi dan menghasilkan jenis sidik jari molekuler untuk setiap sampel. Profil unik ini kemudian dianalisis dengan jaringan saraf yang terbukti sangat efektif dalam mendeteksi tumor.
Eksperimen ilmuwan dengan biosensor mampu membedakan kanker otak, kanker payudara, kanker paru-paru dengan spesifisitas dan sensitivitas 100%. Selain itu, mampu membedakan tumor otak primer dari tumor sekunder yang telah menyebar dari paru-paru atau payudara dengan tingkat keberhasilan yang sama.
Yang paling menarik dalam eksperimen ini tim medis menggunakan biosensor untuk menentukan di mana dari sembilan kompartemen otak tempat tumor berada, dengan akurasi 96%. Sehingga ilmuwan menyamakan teknologi mereka dengan sistem ”pemeriksaan intensif” untuk kanker otak. (srw.foto.dok.pribadi)