Jakarta, GPriority.com – Stres tidak selalu berkonotasi negatif, karena stres sejatinya merupakan bentuk reaksi penyesuaian tubuh yang umum dirasakan oleh setiap orang. Gejala stres dapat berbeda-beda, termasuk pada perempuan.
Menurut psikiater dr. Ida Rochmawati, perempuan di usia 35-54 tahun mengalami stres akibat pekerjaan dan lebih tinggi 50% daripada laki-laki. Hal ini disebabkan oleh time stress dan emotional labor.
“Time stress ialah banyaknya peran yang harus dilakukan, sebagai istri, ibu, anak yang menjaga orang tuanya, hingga breadwinner (pencarian nafkah),” jelasnya dalam postingan carousel Instagram di @newidapsikiater 14 Juni 2022.
“Emotional labor yaitu mengesampingkan perasaan atau emosi yang sesungguhnya demi tuntutan pekerjaan,” sambung dr. Ida Rochmawati di slide berikutnya.
Akibatnya, para perempuan sering merasakan gejala fisik dan emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan juga rasa selalu ingin menangis.
Untuk itu, para perempuan dapat melakukan beberapa hal yang dapat mengatasi stres pada dirinya sendiri. Salah satunya adalah self care. Beliau menyebutkan ada delapan self care yang dapat dilakukan yaitu physical self care, spiritual self care, emotional self care, intellectual self care, social self care, environmental self care, financial self care, dan profesional self care.
Selain delapan self care tadi, dr. Ida juga menyarankan untuk melakukan hal seperti akui dan terima perasaan sendiri, bicaralah dan tetap terhubung dengan orang terdekat, atur ulang jadwal harian, gaya hidup sehat, dan kunjungi profesional bila sudah menunjukkan adanya indikasi pada kualitas hidup.
“Perempuan yang peduli pada kesehatan mentalnya bukan perempuan yang egois, tetapi perempuan yang bertanggungjawab pada orang-orang yang dikasihinya,” kata dr. Ida pada laman carousel terkahir. (Gs)